Cerita kawan saya yang jadi supir taxi di Jakarta. Suatu hari saat dirinya mengantar penumpang dari Jakarta kearah Bekasi. Ditengah perjalanan berkumandang suara adzan. Kawan saya tersebut menyampaikan bahwa sudah saatnya sholat ashar. Nanti saja, kata penumpangnya. Setelah agak lama, ada mesjid lagi.
“Pak Haji, kita sholat dulu”
“Sudah jalan saja terus. Saya lagi ada urusan” kata penumpangnya.
“Pak, lebih baik kita sholat disini, perjalanan masih jauh” kawan kembali memberanikan diri. Tetap saja penumpangnya yang memakai songkok putih itu tidak mau. Jawabnya, nanti saja.
Karena takut ketinggalan sholat, kembali kawan bilang, “Kita sholat dulu Pak Haji. Disini saja. Kalau Pak Haji tidak mau sholat disini, silhakan bapak ganti sama taxi yang lain. Saya mau sholat disini”
“Kamu ini tidak tahu siapa saya?!” kata Pak Haji. “ Saya ini Haji, saya sudah 7 kali naik haji! Tidak perlu kamu ajari segala!”
“Bukan begitu, Pak Haji. Saya takut sebelum sampai, kita sudah meninggal, sementara kita belum mengerjakan sholat. Bukan mau menggurui…”
Akhirnya Pak Haji bersongkok putii itu turun, tapi bukan ke mesjid. Dia langsung naik taxi yang lain sambil bersungut-sungut.
Beliau kan sudah naik Haji sampai 7 kali. Orang lain mau naik haji satu kali saja harus mengunggu sampai bertahun-tahun, itupun kalau kuotanya tidak diambil oleh yang tidak berhak.
Dalam ibadah itu sebelum berkata dan beramal, harus tahu dulu ilmunya. Pak Haji sudah tahu ilmunya belum, ya? Kalau sudah, harusnya tidak seperti itu. Semakin tinggi ilmu seseorang akan semakin takut pada Tuhan. Seperti itulah kalau ibadah tanpa ilmu.