Lihat ke Halaman Asli

MBudiawan

Indahnya Alam Papua

Sejelek-jeleknya Pembangunan di Papua, PNG Lebih Parah Lagi

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat ke Merauke saya berkunjung ke perbatasan RI – PNG, yang terletak di Distrik Sota. Begitu memasuki zona bebas atau zona bersama, kita disambut dengan gapura “GOOD BYE AND SEE YOU AGAIN ANOTHER DAY”. Sebelum memasuki kawasan, harus berhenti dahulu di pos perbatasan TNI, kita wajib melapor dan menyerahkan identitas.  Kartu identitas bisa diambil pada saat akan pulang nantinya.

Didalam lokasi perbatasan ada taman yang pemerintah kelola, disana kita bisa makan sambil beristirahat di gubuk –gubuk kecil yang tertata rapih buat pengunjung. Dilokasi taman ada Musamus (Sejenis sarang semut tanah berukuran raksasa) dan tugu BM (Bench Mark) tanda batas wilayah. Harus diingat disana tidak ada yang berjualan makanan, jadi harus bawa bekal dari luar. Yang ada hanya penjual kaos dan cinderamata khas perbatasan.

Saya pernah bertemu dengan penduduk yang baru pulang berburu dengan diiringi anjingnya sebanyak 12 ekor. Saat saya hampiri, ternyata dia sebelumnya merupakan warga Negara PNG, sekolahnyapun di Port Moresby, namun sekarang sudah beralih kewarganegaraan menjadi WNI. Katanya kehidupan PNG jauh lebih parah jika dibandingkan dengan kehidupannya sekarang di wilayah RI. Bahkan saudara-saudaranya yang tinggal diperbatasan sering datang ke wilayah RI dengan membawa hasil tangkapan ikan. Mereka menjualnya di Sota. Kemudian pada saat pulang mereka membawa barang yang dibeli dari hasil penjualan ikan wilayah RI.

Bagaimana parahnya ya, kondisi di PNG? Papua saja yang kita nilai termasuk tertinggal jauh dalam segala hal, mereka masih anggap lebih baik.

Terakhir yang perlu diingat, jangan sampai anda masuk melewati batas zona bebas. Walaupun kata penduduk disana, tidak apa-apa, jangan coba-coba. Siapa tahu tiba-tiba datang patroli dari PNG. Bisa jadi anda ditangkap. “Peleh….!” (ucapan orang Papua kalau mengeluh).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline