Lihat ke Halaman Asli

Hot News: Medali di Sea Games Hingga Kini Belum Diberikan

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

135164057426683748

Kabar mengejutkan sekaligus menyedihkan datang dari kancah pesta olahraga antar negara ASEAN yang telah hampir setahun berlalu, Sea Games XXVI yang digelar di Palembang dan Jakarta tahun lalu. Hingar bingar pesta olahraga terbesar kawasan Asia Tenggara tersebut diklaim sebagai yang terhebat, termegah, terspektakuler, ter ter ter. Namun kenyataannya banyak kendala yang dikeluhkan oleh banyak atlet maupun offisial tim, baik dari kita (kontingen Indonesia) maupun dari tim-tim negara lain. Belum lagi kasus Wisma Atlet yang ditemukan kejanggalan dari segi anggaran yang memang diindikasikan ada praktek korupsi.

Tapi sudahlah, inyonge lagi malas membahas soal korupsi seperti ini, karena kenyataannya banyak kasus korupsi di negeri ini yang mangkrak nggak jelas. Berita mengejutkan kali ini adalah medali yang belum diberikan kepada yang berhak menerimanya. Awalnya sich inyonge seperti biasanya “berselancar” di twitland untuk bersosialisasi sekaligus melepas dahaga untuk sekedar menyimak informasi-informasi yang sekiranya menggugah hati untuk menyimak. Namun pada hari kemarin (30/10) dini hari, inyonge terbelalak membaca twit berikut di bawah ini (gb.1)

[caption id="attachment_206726" align="aligncenter" width="511" caption="tweet dari Matias Ibo"][/caption]

@MatiasIboUdah hampir setahun setelah sea games. Jatah medali perunggu belum dikasi juga.. Ck ck ck .. Udah saatnya ini ditweet

Kicauan tersebut dilontarkan salah seorang official kontingen Indonesia, yakni Matias Ibo. Matias Ibo sendiri merupakan fisioterapis yang dimiliki oleh timnas sepakbola kita. Sungguh sangat miris sekali, Sea Games yang digadang-gadang telah sukses digelar meski sempat diragukan karna persiapan yang sangat amburadul, ternyata masih meninggalkan tanggungan “hutang” kepada atlet yang telah berprestasi. Penasaran dengan pernyataan ini, kemudian inyonge “blusak-blusuk” mencoba mencari informasi mengenai hal ini. Pada saat pertama membaca twit ini, yang langsung ada dalam pikiran banyak orang pasti “bukannya Indonesia di cabang sepakbola mendapatkan medali perak setelah di partai final dikandaskan oleh Malaysia ya?”. Namun dengan twit yang menyebutkan medali perunggu, tentu ada yang harus dikorek lebih jauh biar jadi informasi yang mencerahkan. Yang namanya official kontingen, wajar bila bertemu dengan banyak atlet dari cabang olahraga lain, maupun ofisial dari kontingen cabang olahraga lain. Dan mungkin saja berawal dari obrolan-obrolan tersebut, informasi mengenai “tunggakan medali” ini menyebar di kalangan terbatas. Jadi sangat dimungkinkan bahwa yang dimaksud medali perunggu tersebut untuk cabang olahraga lain, bukan salah tulis medali perak untuk sepakbola. Setelah usut punya usut, ternyata inyonge mendapatkan informasi bahwa yang dimaksud dalam twit diatas adalah medali perunggu untuk cabang futsal putra. Jeggerrrrr, ternyata nggak jauh-jauh dari sepakbola juga rupanya, hehee.

Kilas balik Sea Games XXVI dari cabang futsal

Kontingen Indonesia gagal melaju ke partai final setelah di semi-final dikandaskan oleh Thailand dengan skor 7-4. Untuk perebutan peringkat ketiga cabang futsal putra, Indonesia harus menghadapi Malaysia yang sebelumnya dikalahkan oleh Vietnam dengan skor 3-2. Pertandingan perebutan peringkat ketiga ini digelar di GOR POPKI Cibubur, pada 22 November 2011. Dalam permainan yang berjalan dengan ketat dan diwarnai dengan “gol bunuh diri” oleh pemain Indonesia (Socrates Matulessy), akhirnya tim futsal putra Indonesia berhasil memastikan medali perunggu setelah menyudahi pertandingan dengan kemenangan 3-2 atas Malaysia. Permasalahannya adalah muncul dari sini. Saat pengalungan medali perunggu untuk para kontingen futsal putra inilah ternyata medali yang diberikan masih kurang 5 buah medali perunggu. Kejadian memalukan ini mungkin masih bisa tertutupi karena yang mendapatkan medali perunggu adalah Indonesia. Coba seandainya Thailand yang saat itu meraih medali emas ternyata medali yang seharusnya diberikan kepada tim juara juga kurang, mau ditaruh dimana muka-muka para petinggi keolahragaan kita yang menjadi panitia di Sea Games kemarin? (mengko ndisit, mukane pak beye diselehna maring ndi ko?) Dan kini setelah 11 bulan lebih (ibarat orang hamil, udah lahiran dari kemarin tuh) ternyata kekurangan 5 buah medali perunggu yang seharusnya diterima oleh kontingen futsal putra belum (atau nggak bakalan?) diterima!!! Entah kemana kerja para petinggi di KOI maupun Dispora untuk menyikapi hal ini. Apakah mereka-mereka sibuk dikejar-kejar kasus Wisma Atlet, ataukah medali hanyalah sekedar pemanis janji saja? Bila sudah begini, layak kita pertanyakan pula janji yang mengatakan bahwa “akan diangkat menjadi PNS bila meraih minimal medali perunggu di Olimpiade/Asian Games, atau minimal medali perak di Sea Games, dan medali emas di PON”, akankah mudah terealisasi? Sedangkan hanya urusan 5 buah medali perak saja tidak bisa diselesaikan dalam kurun waktu hampir setahun ini.

@bubup_prameshWR

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline