Lihat ke Halaman Asli

Surat Terbuka: Jangan Renggut Mimpi Kami (2)

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kepada yang terhormat bapak-bapak yang suka ribut di dunia sepakbola tanah air.

Hari ini saya pribadi genap berusia 20 tahun, dan perkenankan saya menyampaikan curahan hati dari saya pribadi dan teman-teman yang berprofesi sebagai pesepakbola di usia kami yang masih tergolong junior. Kami baru saja ingin memetik atau mewujudkan mimpi kami. Sepakbola adalah mata pencaharian kami untuk menghidupkan keluarga kami, dan untuk mewujudkan mimpi kami bermain di Piala Dunia. Kami berlatih bersimbah keringat dan bahkan terkadang bertumpah darah pun kami alami. Tetapi sekarang kenapa ada orang-orang yang hanya mementingkan kepentingan pribadinya masing-masing sehingga merusak mimpi jutaan anak Indonesia. Kami tahu bahwasanya klub tempat kami bermain selalu patuh terhadap "sang bos besar", yang inisialnya adalah yang terhormat Bakrie's Family. Tapi yang kami heran, kenapa hampir semua klub yang terafiliasi dengan bapak yang terhormat melarang kami untuk memperkuat timnas? Tak dapat dipungkiri bagi kami bahwasanya memperkuat timnas dan membela panji Merah-Putih di ajang internasional adalah cita-cita kami para pesepakbola muda yang ingin turut mengharumkan nama bangsa melalui kemampuan yang kami punya, yakni sepakbola.

Malam ini timnas U-22 menjalani laga perdana di kualifikasi U-22 Piala Asia 2013. Kami hanya bisa berpangku tangan menyaksikan rekan-rekan kami bermain membela panji Merah-Putih hanya karena klub tempat kami bermain melarang kami. Kami tidak habis pikir, apa yang dipikirkan oleh bapak-bapak terhormat yang merupakan petinggi-petinggi klub tempat kami bermain. Padahal pertandingan kualifikasi ini adalah pertandingan resmi agenda AFC. Kami jadi iri melihat David de Gea yang notabene adalah kiper utama di klub raksasa Eropa, Manchester United, diperbolehkan untuk membela negaranya di ajang Olimpiade yang bukan merupakan agenda resmi dari UEFA.

Apakah kami pantas mendapatkan itu? Apakah ada orang yang pantas merenggut mimpi kami?

Mungkin sebagai seorang remaja muda, saya tidak mengetahui banyak hal, tetapi kenapa bapak-bapak harus berdebat sampai bercekcok mulut ketika ada kongres, maupun dalam hal penafsiran isi dari nota kesepahaman yang telah direkomendasikan tim Task Force AFC. Padahal dengan kongres maupun nota kesepahaman yang telah ditanda-tangani bisa menjadi sarana bagi kita bekerja sama dan bergotong royong untuk membangun sepakbola bukan?

Bapak-bapak yang terhormat, ingatlah bahwa kebangkitan sepakbola kita baru saja hendak dimulai. Tolong, jangan ambil mimpi kami. Lihatlah ke arah kami sedikit, bayangkan jika bapak-bapak berada di posisi kami. Bayangkan betapa getirnya perasaan anak remaja yang baru saja ingin meraih mimpi, tetapi kemudian direbut oleh orang-orang yang haus kedudukan.

Kami tidak pantas mendapatkannya. Sebagian dari kami akan hidup dari sepakbola, dan jika harus begini apa yang dapat kami lakukan kelak. Barangkali bapak-bapak tidak menghiraukannya, tetapi tolonglah berpikir dengan hati nurani yang jernih. Kami sudah mengorbankan banyak hal untuk mencapai mimpi. Kami tinggalkan sekolah kami, keluarga kami, melewatkan masa-masa muda kami untuk meraih mimpi dan mengabdi kepada bangsa dan tanah air yang tercinta ini. Sungguh sangat ironis sekali, di saat rekan-rekan kami yang sama-sama masih berusia muda tapi sudah dapat memberikan sumbangsih nyata turun ke lapangan demi Sang Garuda, kami di tempat lain hanya bisa gigit jari karena dilarang oleh bapak-bapak terhormat para petinggi klub tempat kami bermain. Bahkan kami sangat iri dengan Jordi Alba yang baru musim ini bergabung dengan Barcelona tapi sudah diijinkan membela timnas Spanyol yang akan menjalani laga Olimpiade yang bukan merupakan agenda resmi UEFA.

Sekali lagi, JANGAN RENGGUT MIMPI KAMI!

ttd : Samosir Alam

* * * * *

Surat terbuka ini akan dibacakan oleh paman saya, Karno Hilyas, di acara Lapindo Lawyer Club

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline