Lihat ke Halaman Asli

Mengisi Buku Kegiatan Bulan Ramadhan

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Huftt, lagi-lagi disuruh ngisi yang beginian", gerutu Darman saat sampai di kamarnya sambil menghempaskan tas ke ranjang. Seperti tahun-tahun sebelumnya, saat bulan Ramadhan para siswa diwajibkan mengisi Buku Kegiatan Bulan Ramadhan.


"Ada apa sich nak, koq uring-uringan gitu. Besok sudah puasa loh, tidak baik kalau malah uring-uringan", kata ibunya ketika menghampiri ke kamar Darman.


"Biasa bu, kalau bulan puasa pasti wali kelas nyuruh ngisi buku ginian", jawab Darman sambil mengeluarkan Buku Kegiatan Bulan Ramadhan dan menyodorkan kepada ibunya.


Ibunya pun kemudian geleng-geleng kepala, tak lupa senyuman kecil khas seorang ibu yang sayang kepada anaknya tersungging dari bibirnya. "Loh bagus kan, dengan buku ini kamu dapat mengontrol kegiatan kamu seperti shalat fardhu, shalat taraweh, shalat sunah lain, tadarusan, pengajian, dan masih banyak lagi". Diusap-usapnya kepala anaknya yang duduk di kelas dua SMP itu dengan penuh perhatian.


"Nah itu dia masalahnya bu, kita kan nanti pasti akan fokus untuk mengejar tanda tangan agar buku ini cepat penuh terisi. Kan jadinya nanti kita malah gak ikhlas ibadah karena hanya mengejar tanda tangan", sahut Darman seperti tak mau kalah.


Tersenyum kecil sang ibu mendengar jawaban anak semata wayangnya. "Ya sudah, sana tanya ayahmu. Tuh, baru aja selesai nelfon". Darman pun kemudian menghampiri ayahnya di ruang keluarga.


"Lagi apa sich yah ?", tanya Darman.


"Ini loh ayah baru selesai nelfon kerabat dengan talkmanianya simPATI, untung keluarga kita banyak yang pakai kartu selular dari Telkomsel".


"Oh iya, keluarga kita kan banyak yang pakai Telkomsel. Kenapa sich yah, tumben nelfon lama ?", kata Darman yang sejurus kemudian memberikan Buku Kegiatan Bulan Ramadhan.


"Ya silaturahmi lah, jarak bukan masalah dengan fasilitas Telkomsel", jawab sang ayah yang tiba-tiba tersenyum seakan tahu maksud anaknya yang memberikan buku tersebut kepadanya.


"Nak, pada dasarnya guru meminta untuk mengisi itu maksudnya baik. Supaya murid-muridnya banyak kegiatan positif selama Ramadhan. Yang penting jujur dan ikhlas, bila dengan atau tanpa buku itu kamu bisa ikhlas, kenapa harus terbebani dengan buku itu ?" jawab sang ayah langsung ke pokok persoalan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline