Apa yang anda pikirkan bila mendengar kata "Maicih" ?
Ya, kebanyakan orang akan langsung berpikir melayang kepada keripik pedas asal Bandung yang sangat fenomenal setahun belakangan ini. Orang langsung akan membayangkan keripik yang sangat digandrungi masyarakat (utamanya anak muda, biasalah "kortra" korban tradisi, gaul gitu loh) dan sulitnya mendapatkan keripik tersebut. Demi mendapatkan keripik harus rela berjubel antri dan harus memantau via twitter, serta beberapa kefenomenalan lainnya. Berhubung saya pribadi tidak terlalu jadi "heri" (heboh sendiri), saya pun mencoba menyimak fenomena Maicih ini dari segi ekonomi dan tidak terlalu mengikuti arus yang harus ikut-ikutan berjubel berebut Keripik Maicih yang lagi ngetrend.
"Duo Maicih" sama-sama melaju
Bagi masyarakat yang hanya terobsesi dengan nama tenar Keripik Maicih, mungkin keinginannya hanyalah bagaimana caranya untuk mendapatkan keripik tersebut. Bahkan banyak diantara mereka tidak mengetahui mengenai tentang adanya dua pemilik Maicih yang sama-sama bergelut di bidang perdagangan keripik pedas ini. Berikut adalah hasil penelusuran dalam dunia perkripikan Maicih yang menitik beratkan pada segi ekonomi.
1. Maicih versi Bob Merdeka
Lelaki asal Bandung yang memiliki nama asli Dimas Ginanjar Merdeka ini banyak disebut sebagai pendiri Keripik Maicih. Bob sendiri mengatakan secara terang-terangan bahwa usaha ini dirintis secara kekeluargaan, yakni Dimas Ginanjar (Direktur CV Maicih) yang merupakan anak pertama, Arie Kurniadi (Menteri Pangan Maicih) anak kedua, dan Reza Nurhilman (Presiden Maicih) anak bungsu. Karena perbedaan konsep dan visi, maka pecahlah usaha keluarga ini. Usaha Bob berjalan dengan logo Maicih yang menghadap ke depan dibawah bendera CV Maicih, sedangkan Reza dan Arie membesarkan nama Maicih dengan logo Maicih yang menghadap ke samping dibawah bendera Maicih (kini PT Maicih).
Bob sendiri menjelaskan bahwa nama Maicih adalah nama fiktif guna merepresentasikan sosok yang terkesan "nyunda" dan mampu mengangkat sesuatu yang tradisional (keripik) menjadi lebih modern dan menaikkan nilai ekonomi. Bob juga menjelaskan bahwa usahanya juga tak hanya "money oriented" namun juga turut berperan aktif dalam melestarikan lingkungan, kebudayaan, dll. Resep keripik ini berawal dari kegemaran Bob menyantap keripik pedas, lalu iseng menjual keripik tersebut di kampus dan ternyata laku. Naluri bisnis pun tergerak, daripada harus beli ke tempat tersebut lebih baik memproduksi sendiri dengan berbagai inovasi dan kreasi. Tak heran, hingga kini Bob benar-benar tak hanya mengejar target penjualan semata, namun lebih menjaga kualitas produk dan distributor yang memasarkannya. Hingga kini tak kurang hingga 5000 bungkus permintaan dari pasar tiap harinya.
web : www.maicih.com
twitter :
@maicih
@bobmerdeka