Lihat ke Halaman Asli

Persipura Minggat, Persipura Menjilat, Persipura (Jangan) Dihujat

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Malam ini, 365 hari yang lalu, mungkin orang mulai banyak yang kenal dengan Bubup Prameshwara yang kala itu “berani” mem-publish surat balasan mengenai pembelaan seseorang yang mengaku sebagai Andi Nurhilda Damaratta, putri dari Nurdin Halid sang Ketum PSSI saat itu. Surat balasan yang sengaja diberi judul “Teruntuk Yth (Ngakunya) Putri Nurdin Halid”, ternyata mendapat sambutan yang sangat diluar dugaan penulis sendiri, karena posting tersebut mampir di berbagai forum dan paginya malah dapat kabar artikel tersebut sampai dibahas dalam kabar berita olahraga di tribunnews.com

Kini setelah satu tahun, “Sang Puang” telah lengser dari jabatannya sebagai Ketum PSSI melalui revolusi yang digalang barisan suporter dari berbagai penjuru Indonesia, kemudian di akhir masa jabatannya dibekukan oleh pemerintah melalui Kemengpora, dan kemudian “diamini” oleh FIFA dan AFC. Lengsernya “Sang Puang” ternyata kini timbul beragam masalah baru lagi di organisasi yang ditinggalkannya. Mulai dari dualisme kompetisi, pengalihan saham yang tidak sah secara hukum, warisan hutang sekian milyar, dan warisan timnas yang tidak berprestasi, hingga perseteruan dari kubu pembangkang PSSI saat ini.  Salah satu yang  aktual adalah Persipura yang menggugat PSSI ke badan arbitrase olahraga internasional (CAS) karena dianggap menghalangi langkah Persipura untuk tampil di Liga Champion Asia musim ini. Mengenai Persipura inilah mari kita ambil sebagai tema untuk tulisan kali ini.

Persipura Minggat

Saat awal digelarnya kompetisi Indonesian Premiere League yang merupakan kompetisi resmi PSSI, pihak Persipura sebenarnya juga telah hadir di Jakarta guna pertemuan sosialisasi liga oleh PSSI. Pihak Persipura juga pada awalnya  tidak ada perlawanan frontal mengenai konsep liga yang digagas PSSI, namun seiring berjalannya waktu, ternyata Persipura memilih jalan membelot dari kompetisi resmi PSSI. Nama Persipura yang telah masuk daftar peserta kompetisi pun harus dicoret saat Persipura dengan santainya tidak mau menjalani laga kandang melawan Arema dalam jadwal IPL. Persipura bahkan dengan pede-nya lebih memilih mementingkan ajan Inter Islands Cup yang notabene bukan agenda PSSI. Saat itu pula Persipura menyatakan lebih memilih mengikuti ISL yang saat itu dipersiapkan oleh PT Liga Indonesia, dan tidak mau mengikuti IPL, termasuk menyatakan siap dengan segala konsekuensi atas keputusan ini. Bahkan yang sangat menyakitkan adalah ketika PSSI memberikan sanksi kepada Persipura, pihak Persipura pun dengan entengnya menjawab “Eepen kah?” atau artinya kurang lebih adalah “bodo amat/ nggak peduli” (lebih jelasnya kita tanya bung Arkilaus Baho). Persipura saat itu tidak menganggap PSSI sama sekali, karena menurutnya PSSI sudah dibekukan pasca Rapat Akbar Sepakbola Nasional pada 18 Desember 2011 lalu.

Persipura Menjilat

Saat Persipura dinyatakan memenangi gugatan dalam Putusan Sela yang dikeluarkan oleh CAS, hal positif dapat kita lihat dari sikap AFC dan PSSI dalam menyikapi Putusan Sela tersebut. Dengan menghormati Putusan Sela dan dead-line LCA, maka AFC memutuskan melakukan laga play-off antara Persipura melawan Adelaide United (selengkapnya di sini). Meski belum putusan final, PSSI ternyata juga segera mengkomodasi pendaftaran Persipura demi mengejar dead-line AFC yang menjadwalkan laga digelar pada 16 Februari 2012. Sampai disini PSSI selalu berupaya agar Persipura tidak terlambat untuk didaftarkan (duluuuu yg terlambat ngedaftarin Persipura itu siapa ya? Wealah mbah Besoes). Tapi sepertinya Persipura juga kalap dalam menyikapi pendaftaran ke LCA, ini terbukti saat beberapa pemain Persipura yang belum bisa memenuhi surat-surat seperti Paspor dan Visa, ternyata malah dengan jumawanya menyalahkan PSSI dengan alasan nyeleneh seperti terkesan PSSi yang mengulur-ulur waktu. Padahal kalau ditelaah lebih jauh, mana bisa PSSI intervensi soal Paspor dan Visa? Bukankah itu merupakan kewenangan negara?

Kini berita yang paling aktual dalam tema kali ini adalah, berhembus kabar bahwa Adelaide United menggunakan pemain ilegal. Bila berkaca pada peraturan persepakbolaan (AFC/FIFA), maka bila kasus tersebut terbukti maka Persipura dapat melanjutkan tampil dalam fase group LCA musim ini. Menyikapi hal ini, pihak Persipura meminta PSSI agar turut aktif memantau kasus ini dan agar PSSI memperjuangkan nasib Persipura untuk bisa tampil di LCA. Menurut sumber casciscus, sepertinya PSSI akan tetap memantau kasus Adelaide ini, dan bila memungkinkan juga akan tetap mengajukan Persipura seandainya Adelaide terbukti bersalah dan kena diskualifikasi. Karena apa? Seperti yang sebelum-sebelumnya, Djohar Arifin selaku Ketum PSSI selalu mengatakan “Mereka masih saudara kita, maka pulanglah ke rumah (PSSI). Bahkan mengenai sanksi klub “mbalelo” pun Persipura juga mendapat sanksi paling akhir dibanding klub-klub lain, mengingat sang jawara ISL musim lalu ini berkesemapatan tampil di LCA. Dan bila ini terjadi (PSSI membantu), harusnya Persipura merasa malu pada dirinya sendiri. Sudah tidak mengakui PSSI, selalu menyalahkan PSSI, ingin mengkudeta PSSI, tapi kini kenyataanya malah menjilat ludah dengan meminta bantuan PSSI. Tentu saja bila Djohar Arifin tidak respek kepada Persipura, maka Djohar pasti akan membalas dengan kalimat “Eepen kah?”. Bisa saja dengan kalimat lebih sadis lagi semacam, “Minta bantuan KPSI aja sana, atau Djoko Driyono yang dulu bikin janji bisa tampil di LCA”.

Prediksi Sikap AFC Mengenai Permasalahan ini (versi P.S.K : Pengamat Sepakbola Koplaksiana)

Menyangkut kabar yang berhembus bahwa Adelaide United menggunakan pemain ilegal, maka inilah prediksi sikap AFC atas persoalan ini. Prediksi berikut berdasarkan investigasi abal-abal versi koplaksiana yang didapat dari pasukan khusus yang menyebar mata, teling, dan hidung disana-sini :

1. AFC akan melakukan investigasi terkait indikasi penyimpangan Adelaide United.
2. Bila terbukti, maka Persipura bisa tampil di fase group LCA musim ini.
3. Poin no.2 akan segera diberlakukan apabila CAS telah mengeluarkan Putusan Final yang memenangkan gugatan Persipura.
4. Namun apabila Persipura dinyatakan kalah oleh CAS, maka Adelaide akan lolos otomatis karena laga play-off sebelumnya tidak dianggap.
5. Merujuk pada  dead-line LCA, AFC akan segera mengklarifikasi mengenai proses yang sedang berlangsung di CAS.
6. Diharap semua pihak untuk menahan diri selama proses berlangsung.

Persipura (jangan) Dihujat

Sambil menantikan dengan harap-harap cemas atas kondisi yang kini tengah terjadi, dan apakah nanti yang akan diputuskan oleh AFC menyikapi hal ini, hendaknya kita menahan diri untuk tidak larut dalam situasi yang emosional. Sebaiknya kita tetap menggalang persatuan dan kesatuan agar tercipta iklim yang kondusif di persepakbolaan kita ini. Apapun hasilnya nanti, kita tetap harus menghormati proses yang sedang berjalan ini, dan tidak perlu memanas-manasi situasi yang memang sudah panas. Seperti kata Pak Djohar Arifin, “Toh mereka semua masih saudara kita juga”. Mari kita nantikan kisah selanjutnya, dan bila memang nanti Persipura bisa tampil di LCA, semoga mampu menunjukkan permainan yang berkelas yang mampu membuat bangga kita sebagai Bangsa Indonesia.
(gue sich pengennya Persipura “pulang ke rumah” biar adem ayem)

* * * * *

~~{[["P.S.K"]]}~~

Pengamat Sepakbola Koplaksiana
“Terkoplak Mengabarkan”

oleh : Bubup Prameshwara, SH (Specialis Humor)
Peraih gelar Humoris Causa dari UGM (Universitas Genteng Merah)

twitter : @bubup_prameshWR

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline