Lihat ke Halaman Asli

Kejahatan Media: Dubbing di Laga Sepakbola

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

132630103149466513

Lagi, lagi, dan lagi. Entah ini yang keberapa kalinya ngebahas soal kejahatan media dalam menyikapi kekisruhan yang terjadi di persepakbolaan tanah air. Mungkin tim P.S.K sudah menyorotinya dalam 7 artikel yang mengambil tema yang berbeda-beda (tetapi tetap satu juga! satu parahnya maksudnya). "Lantas, P.S.K punya kabar baru apa nich mas Bup?" Hmmz, gimana yah. Soalnya ini modus kejahatan terbaru yang sangat-sangat menyedihkan. Modus yang sangat aktual, cadas, edan, licik, dan seabrek sebutan lainnya yang sengaja nggak gue tulis karena ntar malah jadi panjang jek (kalo jadi panjang kan gue gk enak, soalnya takut dikira nyindir yg ingkar nadzar). Baiklah, tanpa harus menunggu jeda iklan, langsung saja ane beberin hasil investigasi asal-asalan yang dihimpun oleh P.S.K didapat dari pasukan telik sandi. Tapi sebelumnya, sebagai pengantar dari redaksi, bagaimana kalau kita refresh sejenak biar otak tidak tegang? Santaaaai ;) Masih suka menyaksikan stasiun televisi kepunyaan bos "kamu tahu siapa" nggak nich jek, gan, coy, brur? Kalau ini artikel mau menceritakan bentrok pemain Persiram atau juga Aremania ngamuk di Stadion Kanjuruhan saat laga lanjutan ISL Aremania vs Persiram, pasti dibilang basi dan mengundang komentar "ah, basi itu mas, emang bentrok kaya' gitu disini udah langganan koq". Yasudah, kalau soal striker PSPS, Zaenal Arif yang memukul Heru Nerli saat laga PSPS vs Mitra Kukar, pasti juga dijawab "itu juga sama seperti diatas maaaas, tawur juga". Sudah pernah dibahas toh, yaudah nggak usah ngotot, gitu aja koq repot. Tapi nggak dibahas di Antv dan Tv0ne kan? (halah, pertanyaanmu tendensius mas) Baiklah, sekarang serius. Mohon ijin dulu buat nyiapin kopi, yuk serius yuk. Mas, mbak, pak, bu, admin, mulai serius yuk. Oke, setuju? Sipp, lanjut gan :) * * * Menyaksikan laga lanjutan ISL antara tuan rumah Arema melawan tamunya Sriwijaya FC, sungguh sangat menarik sekali. Terutama dukungan Aremania yang membludak dan menambah pertandingan makin semarak untuk ditonton. Tapi disini kita akan mencoba membahas mengenai "angle camera" pada pertandingan tersebut. Camera beberapa kali men-take antusiasme suporter membludak yang luar biasa tersebut. Bahkan saat pemain mendribel bola di sisi jauh, sebagian suporter yang ada di tribun pun ikut tersorot. Coba bandingkan "angle camera" saat laga lanjutan Divisi Utama PT LI antara Persebaya melawan Persih. Berikut ini adalah 3 kejanggalan dalam laga tersebut : 1. Sangat jarang sekali camera mengambil gambar suporter yang mendukung kesebelasan yang berlaga ini. Camera lebih banyak difokuskan pada pergerakan bola, pun saat bola berada di pinggir sisi jauh lapangan, sedapat mungkin memotong perbatasan tribun penonton. 2. Dari poin no.1 memunculkan keanehan baru dan mungkin sangat tidak masuk akal. Hal yang sangat aneh tersebut yakni suara suporter terdengar sangat nyaring sekali di televisi. Lagu-lagu sebagai penyemangat tim yang bertanding pun sangat lantang dan serempak seperti dinyanyikan oleh ribuan atau bahkan puluhan ribu suporter (emang pas laga itu ada berapa juta suporter mas Bup?). Tentu saja ini menimbulkan kejanggalan yang sangat berdasar, entah dimana suporternya tapi koq suaranya membahana riuh sekali. 3. Keanehan yang sangat-sangat ganjil dan tidak masuk akal adalah, diantara riuh-rendah nyanyian para suporter yang membahana memenuhi speaker di televisi, terdapat yel-yel atau nyanyian penyemangat yang berbunyi "Andi Oddank, Bonek haus golmu". Plakk, emangnya Andi Oddank itu pemain mana ya? Halooo, sekarang Andi Oddank sudah jadi kapten klub di PSM Makassar tuh boss :malu * * *

Mengingat : stasiun tivi ini kerap melakukan kebohongan

Menimbang : kejanggalan poin 1-3 diatas

Menyimpulkan : "Laga Divisi Utama, Persebaya Surabaya melawan Persih Tembilahan yang disiarkan oleh antv pada (7/1) adalah kebohongan publik karena menggunakan DUBBING" Tidak ada bukti? Ada saksi banyak pasang telinga yang MENDENGAR fenomena ini di tivi saat laga ini digelar. Hal ini juga menjadi bahan perbincangan hangat di forum lintas suporter. Yaa meskipun yang menangkap fenomena ini tidak sebanyak orang yang menjadi saksi "Nadzar sunat Lalu Mara", tapi dari pertimbangan dan investigasi diatas setidaknya ente-ente semua bisa menyimpulkan sesuai pendapat pribadi masing-masing. Sebagai penutup kali ini, gimana kalau kita akhiri dengan pantun saja, setuju? (yg gk setuju bisulan) 6 x 4 = 24 Sempat gk sempat, wajib sunat!

* * * * * * * * * * *

~~{[["P.S.K"]]}~~ Pengamat Sepakbola Koplaksiana

oleh : Bubup Prameshwara, SH (Specialis Humor) Peraih gelar Humoris Causa dari UGM (Universitas Genteng Merah)

[caption id="attachment_154984" align="aligncenter" width="466" caption="Pengamat Sepakbola Koplaksiana"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline