Lihat ke Halaman Asli

Djoko Driyono Ingin Jatah yang "Nice"

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Jumpa lagi dengan gue, si BP tapi nggak pernah main bola di Persija, hehee. Buat semua pecinta sepakbola, gue ucapin selamat malam. Buat yang nggak cinta sama bola, gue ucapin selamat malam juga. Buat yang sama sekali nggak punya cinta, gue ucapin selamat jomblo aja. Pada ngerinduin gue kagak nich? (nggaaaaaak) Hohoho, sabar saudara-saudara sebangsa setanah air, beda nasib tapi tetep sepenanggungan (tiji tibeh). Bagi yang nggak suka kehadiran gue dimari silahkan lempar gue pake pisang (plok plok plok). Hah, tiga biji aja nich, sekalian tiga kuintal keq, tapi jangan ditimpain ke gue, cukup taruh di teras rumah gue.

Baiklah, nggak perlu lama-lama lagi, soalnya kalau lama-lama malah ntar gue dikira pake viagra (maksud lo). Gue akan cerita tentang pak Djoko Driyono nich jek, pada kenal nggak? Sama, gue juga nggak kenal, cuma sering baca aja nama ini di berita-berita olahraga, khususnya sepakbola. Di kompasiana sini juga sering koq yang menyebutkan nama "Djoko Driyono", jadi seharusnya kita sudah tidak asing lagi dengan sosok yang satu ini (iyalah, kalo asing emangnya dia turun dari UFO? turun dari ojek iya kale). Ada yang keberatan kalau gue nyeritain tentang Djoko Driyono? (adaaaaa) Yasudah, bagi yang keberatan silahkan banting monitor di depan elo, tapi kalau elo masih sayang sama monitor elo, ya silahkan rujuk alias nikahin lagi tuh (nah loh).

Gini jek, ini mengenai surat dari FIFA kemarin. Diberitakan di berbagai media bahwa surat tersebut secara langsung mengarah kepada ISL, PT LI, beserta semua awaknya. Apakah Djoko Driyono sebagai CEO dari PT LI ini langsung kebakaran jenggot? Oh ternyata tidak jek, berdasarkan informasi dari 'blangwir' di dekat rumah beliau, ternyata beliau ini dipastikan tidak mengalami kebakaran jenggot. Alhamdulillah yah, sesuatu(ta). Tapi ada yang menarik juga jek, beliau pak Djoko Driyono ini memandang remeh surat dari FIFA dan sekarang sedang menunggu PSSI akan menterjemahkan surat tersebut seperti apa. Haduh, lucu kan? Masa buat menterjemahkan saja mesti mengundang guru besar Bahasa Inggris dari Universitas Indonesia? Artinya pak Djoko dengan gue itu sama-sama nggak gape ngemeng Inggris. Elo harus percaya kalau gue emang nggak gape Inggris, buktinya nyampe sekarang aja gue nggak pernah bisa ngartiin "Statuta Bali", bahkan nyari di google juga boro-boro nemu isi "Statuta Bali", arti dari "Statuta Bali" aja nggak nemu. Coba dech elo searching di google, cuma di kompasiana aja elo bakal nemu istilah "Statuta Bali".

Oke, kembali lagi ke pak Djoko, eeeh malah gue inget jaman dulu ada iklan obat penurun panas yang ada ibu-ibu malem-malem ketok-ketok pintu (busett, ini kata ulang ampe 3 jejer gitu bup), dan si ibu itu nanya "bu joko bu joko, bu joko punya es?). Mungkin biar pak Djoko Driyono nggak pusing mikirin surat FIFA yang isinya nggak romantis menurut beliau, ada baiknya segera minta es kepada bu joko biar kupingnya nggak panas karna sedang diomongin oleh P.S.K (Pengamat Sepakbola Koplak). Hal ini tentu saja sangat berguna bagi beliau agar tetap jernih berfikir demi kemajuan sepakbola (kalo demi kantong pribadi, nggak tau dech, dia kan lagi digugat dan dilaporkan ke kapeka). Intinya gue nggak pengen kalau sampai pak Djoko kenapa-kenapa, urusan dengan KPK belum beres ya jangan sampai dong malah menghilang dari peredaran. Cukup Gayus, Nazaruddin, dan Nunun aja dech yang pakai acara kabur ke luar negeri.

Ngomong-ngomong soal Bahasa Inggris, gue juga rada keder atas tanggapan pak Djoko ketika dikonfirmasi tentang langkah selanjutnya pasca surat FIFA kemarin. Pak Djoko Driyono ini dengan gayanya menyebut satu kata dalam Bahasa Inggris yang sangat sulit diartikan. Kamus Bahasa Inggris yang gede seperti kamusnya Hasan Shadily pun dipastikan sangat sulit sekali untuk mengartikan satu kata dalam Bahasa Inggris di kalimat berikut :

"Kalau itu tidak 'NICE', yang dilakukan saya dan teman-teman bukan untuk bubar atau ISL balik ke situ (PSSI). Saya kira bukan itu pilihannya. Sekarang kami menunggu respons dari PSSI" (kompas.com, sengaja pas kata 'nice' itu gue ganti pake huruf kapital)

Coba dech elo baca sekali lagi dengan seksama kutipan diatas. Arti kata 'nice' itu apa coba? Tentu saja ambigu banget jek! Bisa jadi kata 'nice' itu berarti duit, jatah preman, posisi, kekuasaan, atau yang lainnya.

Aduh pak Djoko Driyono yang terhormat, sudah dech elo itu udah nggak dianggep lagi, udah ngibulin Persipura bisa tampil di LCA, ngibulin klub-klub dari Sabang sampai Merauke, eeeeh tambah bilang ISL tak ada hubungannya sama AFC/FIFA, haduuuh emang elo nggak butuh AFC/FIFA gitu pak? Nggak perlu lah pak, cuma mau ditendang aja masih mau minta jatah macem-macem, kaya' orang mau dipancung aja sich. Elo bisa selamat dari KPK aja itu harusnya elo wajib bersyukur. (bersyukur, bisa korup lagi)

* * * * * * * * *

~~{[["P.S.K"]]}~~
Pengamat Sepakbola Koplaksiana

oleh : Bubup Prameshwara, SH
(Specialis Humor)
Peraih gelar Humoris Causa dari UGM (Universitas Genteng Merah)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline