Lihat ke Halaman Asli

Pernyataan Alfred Riedl Provokatif?

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_133803" align="alignnone" width="680" caption="Alfred Riedl/Admin (Kompas.com)"][/caption] Siapa yang berpendapat bahwa gaya melatih Alfred Riedl cocok dengan kondisi timnas kita ? Saya adalah salah satu dari sekian banyak orang yang berpendapat demikian. (flashback) Euforia pecinta bola nasional sedang dalam kondisi penuh kekecewaan pasca dua kekalahan laga Pra Piala Dunia 2014, yakni kalah 3-0 di kandang Iran dan kalah 0-2 di kandang sendiri melawan Bahrain. Kondisi ini bertambah lebih menyeruak ke permukaan ketika sikap sang pelatih timnas, Wim Rijsbergen melempar pernyataan di media yang 'terkesan' menyalahkan para pemain yang dinilainya tidak bermain baik saat melawan Bahrain. Dalam situasi dan kondisi yang sedemikian sulit ini, yang kita butuhkan adalah figur seseorang yang mampu mengayomi dan mengangkat moral para pemain timnas serta suporter yang mulai menurun akibat dari dua kekalahan tersebut. Aksi ketum PSSI, Djohar Arifin yang turun langsung ke lapangan untuk menenangkan massa saat pertandingan Indonesia vs Bahrain dihentikan pada menit ke-75 dikarenakan insiden pelemparan botol minuman dan kembang api ke arah lapangan pertandingan, adalah sikap yang memang seharusnya dilakukan oleh figur pemimpin. Demikian pula dengan keputusan PSSI untuk mendatangkan psikolog guna menaikkan moral para pemain demi menghadapi laga selanjutnya. Berbanding terbalik dengan sikap seorang presiden (sby) yang melakukan aksi walk out saat pertandingan dihentikan pasca insiden memalukan yang dilakukan oleh oknum suporter, seolah berkata kepada publik "menyerah sebelum kalah", padahal pertandingan belum berakhir sebelum wasit membunyikan peluit panjang tanda berakhirnya laga. Hal senada juga dilakukan oleh Wim Rijsbergen yang mengungkapkan kekesalannya di media dengan cara menyalahkan pemain dan mengatakan bahwa timnas yang sekarang bukanlah tim yang dibangunnya (dengan kata lain, ini timnas adalah warisan Riedl). Tentu saja dua hal yang dilakukan oleh dua 'petinggi' tersebut sangat jauh dari sosok pengayom. Berita terbaru, di dunia maya banyak pengguna internet yang mengharapkan Alfred Riedl kembali melatih timnas Indonesia. Bahkan mengenai Riedl ini pun sempat menjadi trending topic di situs jejaring sosial twitter. Salah satu situs olahraga di Indonesia, goal.com pun menangkap kondisi ini dan kemudian melakukan wawancara dengan Alfre Riedl mengenai kondisi timnas saat ini. "Sudah jatuh tertimpa tangga", begitulah pepatah yang dapat menggambarkan wawancara tersebut. Bagaimana tidak, ternyata Alfred Riedl pun menanggapinya dengan kesan provokatif, bahkan kejadian saat jeda turun minum pun diungkapkannya pada wawancara tersebut secara frontal. Berikut satu kutipan yang dilansir dari goal.com dalam wawancara tersebut. AR : "Ketika Rijsbergen ditunjuk [sebagai pelatih timnas], saya bersikap netral terhadap pelatih baru. Tapi, saya mendengar dari berbagai saksi bahwa pelatih menghina pemain saat turun minum melawan Bahrain. Dia berteriak "f*ck you all, apabila kalian tidak bermain baik di babak kedua saya akan tendang kalian semua dari tim ini" [If you don't play better in the second half I will kick all of you out.] Bukan main tapi sungguh nyata! Daripada memberi semangat kepada para pemain usai tertinggal 1-0, dia malah menghina mereka. Di Eropa, [kalau seperti itu] Anda bisa langsung dipecat, atau pemain memukul Anda! Setelah itu saya tidak lagi berpihak pada Rijsbergen. Dia tidak layak menjadi pelatih timnas Indonesia! Sekitar tujuh pemain sudah mengumumkan mereka tidak akan lagi bermain di bawah pelatih ini. Masalah besar bagi PSSI" Secara tidak langsung, pernyataan ini terkesan mengadu domba kondisi timnas yang sedang terpuruk. Dengan bahasa kasar dapat dikatakan, memperburuk kondisi yang sudah buruk. Apalagi dengan mentalitas suporter kita yang kepalang tanggung terbakar emosi, pernyataan Riedl dikhawatirkan akan rawan menyulut konflik dan perpecahan di tubuh internal (pemain, pelatih, pengurus) maupun eksternal (suporter timnas) yang akan berakibat terganggunya persiapan timnas untuk melakoni laga selanjutnya (kata mbak Rossi sich mungkin : kompor yg perlu dilempar gilingan). Akhir kata, marilah kita berbesar hati menerima kekalahan dan menciptakan semangat untuk bangkit pada pertandingan selanjutnya. Pemain, pelatih, suporter, dan pengurus PSSI pasti juga tidak ingin timnas Indonesia mengalami kekalahan. Pada intinya, janganlah memperburuk keadaan yang sudah buruk. Alfred Riedl adalah pelatih mumpuni yang sudah terbukti bagus dalam meningkatkan kedisiplinan dan kerjasama antar para pemain di lapangan. Namun untuk masa saat ini adalah situasi kondusiflah yang mutlak diperlukan, daripada harus membakar situasi dengan perang urat syaraf di media yang pada akhirnya dapat merugikan timnas. BRAVO TIMNAS INDONESIA




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline