Lihat ke Halaman Asli

Irfan Bachdim dan Nomor Punggung 17

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Irfan Bachdim di Persema menggunakan nomor punggung 10, sedangkan saat membela timnas garuda (kemarin) menggunakan nomor punggung 17, karena nomor punggung 10 adalah Oktovianus Maniani.

Sekali-kali cobalah kita tengok di toko-toko yg menyediakan atribut olahraga, atau di emperan kaki lima, masih banyak yg menjual kostum timnas bernomor punggung 17 dengan nama IRFAN.

Saat saya menemui salah satu pedagang (maaf ya pak saya kemarin cuma tanya-tanya, gk beli apapun hehee) dan bertanya tentang kostum timnas tersebut inilah jawabnya :
"yg paling laku memang kostum nomor punggung 17 dengan nama Irfan, sama nomor punggung 9 dengan nama Gonzales mas"

"memang gk memproduksi dengan nomor punggung selain 17 dan 9 ya mas ?" tanya saya

"ini (dagangan) saya cuma di setorin mas, kalo yg beli sich rata-rata nyarinya ya dua nomor itu, kalo gk dua nomor itu ya paling nyari yg polos seperti ini" jawabnya seraya menunjukkan pada saya kostum timnas berwarna merah tanpa nomor punggung dan tanpa nama.

"kalo yg dengan nomor punggung itu (17 dan 9) kebanyakan kostum ukuran anak-anak mas, yg ukuran dewasa saya gk ngambil (gk stock) karna yg ukuran dewasa pada nyari yg polos" tambahnya sambil membersihkan kostum-kostum menggunakan kemoceng, karna memang jualannya di pinggir jalan dan dengan harga bervariasi antara 15.000-45.000 rupiah per kostum.

Terlepas dari segala kontroversi dari Irfan Bachdim yg sebagian bilang bahwa hanya "modal tampang", setidaknya sosok seorang Irfan Bachdim cukup memberikan kontribusi terhadap antusiasme masyarakat kepada persepakbolaan nasional yg selama dua dekade terakhir ini "miskin" gelar.

Meski kini Irfan tak memperkuat timnas, tapi bisa kita lihat animo masyarakat yg cukup tinggi menginginkan Irfan untuk dapat memperkuat timnas. Irfan pun tak hanya diam, seolah mempunyai "magnet" yg besar dia membuktikan kepiawaiannya dalam olah bola hingga kini pun menyandang predikat topskor sementara LPI. Tak hanya sampai disitu, Irfan pun ditunjuk sebagai duta mewakili ajang kompetisi sepakbola usia dini oleh salah satu produk minuman. Magnetnya pun sampai menarik produk shampo untuk menggunakan jasanya sebagai "hadiah" untuk terbang ke Inggris.

Apapun itu, kita masyarakat Indonesia ingin timnas yg benar-benar solid dan berkualitas tanpa ada diskriminasi.

BRAVO SEPAKBOLA INDONESIA




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline