Lihat ke Halaman Asli

Mati Ketawa ala Obama (3)

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Obama, Osama, Radiasi Nuklir Fukushima


Dalam suatu rapat di Gedung Putih, topik yang sedang hangat dibicarakan adalah tentang tewasnya Osama dan radiasi nuklir Fukushima. Tampak menteri pertahanan, Robert Gates yang paling gerah dibanding yang lain.


"Kita mesti hati-hati Mr. Presiden. Inteljen kami memprediksi bahwa tragedi di Fukushima itu tidak murni karena bencana alam tapi juga karna campur tangan Al-Qaeda" dengan gelisah Robert Gates menjelaskan temuannya.


"Hmmz, and then ?" tanya Obama sambil memegangi janggutnya yang mulai tumbuh rambut kecil-kecil.


"Saat perang Afganistan dulu, pasukan setempat telah kami ajari strategi mengenai pemanfaatan air sebagai senjata, karena mengingat Afganistan itu geografisnya dikelilingi pegunungan dan perbukitan. Jadi Pentagon telah mengajari mereka memanfaatkan air sebagai senjata, mengingat air adalah kebutuhan penting di tengah pegunungan"


Penjelasan Robert Gates yang njelimet ini membuat Obama mengernyitkan dahi, "Cepatlah, sudah hampir jam makan siang nich. Yang muslim juga sudah mau siap-siap Jumatan".


"Gini Mr. Presiden. Kami takut pengikut Al-Qaeda balas dendam atas kematian Osama dengan cara meracuni pusat air minum di negara kita ini dengan limbah radio aktif dari Fukushima" Robert Gates langsung menjelaskan to the point.


"Mereka kan ahli di bidang air, pendek kata mereka itu avatar pengendali air. Jangan sampai air minum kita diracuni, karna sesuai nama pemimpinnya Osama bin Ledeng, jadi kami khawatir ledeng kita diracuni" sambil berharap Presiden segera mengiyakan.


"Mr. Robert, anda kehabisan obat ya ? Osama bin Laden, bukan ledeng. Dasar sedeng". Obama segera meninggalkan ruang rapat tanpa mengakhiri rapat terlebih dahulu.


"Sudah, kita lanjut nanti saja. Saya ingin makan siang dengan menu bakso seperti di Lapangan Tembak Senayan" lanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline