Lihat ke Halaman Asli

Rafting Bengawan Solo, Akankah Go Internasional?

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bengawan Solo riwayatmu ini
Sedari dulu jadi perhatian insani

Musim kemarau tak seberapa airmu
Di musim hujan air meluap sampai jauh

Mata airmu dari Solo
Terkurung gunung seribu
Air mengalir sampai jauh
Akhirnya ke laut

Itu perahu riwayatmu dulu
Kaum pedagang selalu naik itu perahu

* * *

Kota solo mempunyai agenda internasional yaitu Solo Batik Carnival yang dilaksanakan tiap tahun. Kota tetangga, yaitu Kabupaten Sukoharjo pun seolah tak mau ketinggalan untuk mengagendakan acara berskala internasional, meski diakui oleh dinas pariwistata Kabupaten Sukoharjo bahwa akan mengalami sejumlah kendala. Berawal dari keinginan mempromosikan pariwisata tersebut, maka munculah ide untuk membuat paket wisata "Gethek Bambu Bengawan Solo" atau "Bamboo Rafting Cruise of Bengawan Solo". Gethek adalah sarana transportasi dari jaman dahulu digunakan oleh masyarakat di sekitar aliran sungai Bengawan Solo, baik digunakan untuk sarana penyebrangan maupun sarana perjalanan jauh yang menyusuri aliran sungai Bengawan Solo. Gethek ini semacam rakit terbuat dari bambu yang disusun sedemikian rupa hingga dapat digunakan untuk mengangkut penumpang maupun barang.

Dunia internasional mungkin lebih mengenal wisata menyusuri sungai tropis di Thailand sepanjang 7 km, sungai di China sepanjang 35 km, ataupun paket wisata hutan hujan tropis di sepanjang sungai Amazon. Sungai Bengawan Solo yang memiliki panjang mencapai 548,53 km melewati 2 propinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur meliputi kota Wonogiri, Pacitan, Sukoharjo, Klaten, Solo, Ngawh, Blora, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan berakhir pada muara di kota Gresik.

Pemilihan agenda ini juga tak lepas dari faktor historis bahwa dahulu Joko Tingkir juga melakukan pengembaraan menelusuri sungai Bengawan Solo ini sebelum mendirikan Kesultanan Pajang.

Wilayah Sukoharjo yang dilewati sungai Bengawan Solo ini kurang lebih 30 km. Untuk mewujudkan agenda ini maka diadakanlah agenda uji coba pada 12 Februari kemarin yang diprakarsai oleh Sanggar Merah Putih Sukoharjo. S Widiyono sang pendiri Sanggar Merah Putih Sukoharjo mengungkapkan bahwa kegiatan 'gethekan' (naik gethek) menyusuri sungai Bengawan solo ini rutenya dimulai dari desa Dalangan kecamatan Tawangsari hingga dermaga perhentian di Pesanggrahan Langenharjo di dekat jembatan Bacem kawasan Solo Baru kecamatan Grogol. Diharapkan dengan kegiatan wisata tempo hari tersebut dapat menarik minat pengusaha atau event organizer untuk mewujudkan paket wisata ini digarap secara profesional hingga mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Kegiatan uji coba tempo hari yang menempuh sungai sepanjang kira-kira 20 km tersebut juga mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Sukoharjo (Muresko) untuk perahu wisata terunik, karna gethek yang digunakan memang unik perpaduan tradisional dan dengan modifikasi unik.

Sudah sebulan lebih kegiatan 'gethekan' itu berlalu, tapi sampai dengan saat ini belum ada tanda-tanda bahwa kegiatan tersebut mendapat tanggapan positif dari semua pihak yang diharapkan dapat membantu mengembangkan agenda ini menjadi lebih baik lagi sehingga dapat dijadikan sebagai senjata promosi pariwisata Sukoharjo. Tugas berat menanti dinas pariwisata dan orang-orang yang merasa peduli akan kepariwisataan :)

Maju terus pariwisata Indonesia di daerah manapun, jadikan Indonesia sebagai target kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara. Dukung Pulau Komodo juga yaaa sebagai new 7 wonder ;)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline