Lihat ke Halaman Asli

Terkait Surat Balasan Putri Nurdin Halid, Saya Terselamatkan Dengan Menggunakan Kata "Ngakunya"

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Menanggapi heboh maraknya "Surat Terbuka dari putri Nurdin Halid" dan surat balasan saya "Teruntuk Yth (ngakunya) Putri Nurdin Halid" sampai membuat rancu di berbagai media online hingga televisi.

POINT PALING UTAMA :

Karena mas penulis surat itu meng-klarifikasi bahwa tulisannya adalah prosa satire, maka saya merasa sedikit "bodoh" karena langsung menanggapinya secara frontal.

Tapi bagaimanapun saya masih merasa beruntung karena dalam surat balasan yg saya buat, saya bisa menggunakan logika saya sehingga menggunakan kata "ngakunya" (dalam kurung) di judul yg saya buat.

Dalam kaidah bahasa sehari-hari kata "ngakunya" sering digunakan pada kalimat yg menunjukkan tentang belum adanya kejelasan. Dalam konteks tulisan mas Pur, saya membaca dan merasa masih rancu apakah benar-benar dia menulis itu sendiri atau dia menulis berdasarkan narasumber langsung yakni mbak Andi Nurhilda. Bila dia menulis sendiri (prosa satire) mengapa tidak menempatkan di kolom fiksi, mengapa malah di kolom olahraga. Maka dari itu di tulisan balasan yg saya buat, saya menyertakan kata "ngakunya" dalam judul.

Apapun itu, ini semua sudah terjadi. Saya juga salut dengan mas Pur karena telah berhasil membuat gebrakan yg menghebohkan karena selama ini mas Pur merasa bahwa apa yg dilakukan oleh kita-kita ini tak pernah digubris oleh pihak PSSI. Semoga niat mas Pur dan niat kita semua dapat menciptakan aroma bagus untuk pergerakan revolusi yg diinginkan oleh masyarakat pecinta sepakbola nasional.

POINT SELANJUTNYA :

Banyak media online lain yg mengutip tulisan mas Pur, bahkan ada yg langsung disandingkan dengan surat balasan yg saya buat. Beberapa diantaranya tribunnews, kaskus, indonesiaheadlines, forumbebas(indonesia, plurk, atau yg media lainnya, menunjukkan betapa besarnya apresiasi masyarakat yg benar-benar mengharapkan revolusi di tubuh PSSI. Janganlah kita keluar dari "benang merah", karena mas Pur pun sudah memberikan klarifikasi dan pihak admin kompasiana pun juga sudah bertindak dengan sebagaimana mestinya. Ini saya anggap lebih "gentle" daripada surat dari Elly Cohen yg sampai sekarang belum tau kejelasannya, bahkan menpora pun meminta "Elly Cohen" menampakkan diri tapi toh sekarang gk ada reaksi apapun.

Mari kita dukung revolusi di tubuh PSSI

BRAVO SEPAKBOLA INDONESIA




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline