Lihat ke Halaman Asli

(Cermin Orang Dangkal) Besoes: Pemain Asing di LPI Cuma Kuli Cangkul

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12978034341872970674

[caption id="attachment_90959" align="aligncenter" width="619" caption="Nugraha Besoes/Admin (Kompasimages)"][/caption] Malam ini ketika saya menonton acara LENSA OLAHRAGA di ANTV, saya melihat tag berita yg berbunyi demikian (kurang lebih seperti diatas). Sungguh ironis sekali, pernyataan ini dikeluarkan oleh seorang sekjen sebuah organisasi bernama "PSSI". Pernyataan ini jelas tidak mencerminkan seseorang yg intelektual dalam berorganisasi, karna menanggapi hal yg berseberangan (meski banyak yg menilai LPI adalah liga perubahan) dengan pernyataan kotor tidak mendidik. Jelas sekali pernyataan yg dilontarkan itu membabi-buta karna merasa "kekuasaan"nya terancam. Karna sudah merasa terancam dengan hadirnya LPI, maka oknum-oknum PSSI melakukan intervensi & sabotase dalam banyak hal. Inilah contoh kegagalan : 1. Membuat pencitraan ke publik bahwa LPI adalah liga "tarkam". Kenyataan : Animo masyarakat cukup bagus, meski LPI masih seumur jagung tapi cukup menghibur & menyegarkan apresiasi masyarakat yg selama ini sangat menyayangkan dana APBD banyak digunakan untuk kepentingan klub-klub ISL 2. Mencegah transfer "Younghusband" bersaudara. Duo bintang asal Philipina yg bersinar di turnamen piala AFF 2010 kemarin diminati oleh klub LPI. Oknum PSSI dengan segala cara berusaha menggagalkan proses transfer itu, salah satunya mengultimatum federasi sepakbola Philipina. Kenyataan : Proses negosiasi berlanjut, diperkirakan bulan Maret duo Younghusband siap merumput di LPI 3. Karena merasa gagal dalam menghentikan langkah berdatangannya pemain-pemain berkualitas (meski bukan pemain top nomor 1 dunia, tapi setidaknya bisa kita curi ilmunya bagi perkembangan pemain lokal kita) maka mulailah "oknum" mempermasalahkan tentang keimigrasian pemain & pelatih asing (kenapa gk dari dulu boss) Kenyataan : Seorang Lee Hendrie pun tidak menghiraukan di klub atau liga mana dia bermain (toh itu juga mencari nafkah) Kenapa PSSI tidak memberi ijin transfer pemain antar negara ? Katanya dulu LPI biar berjalan karna itu liga tarkam dan cuma hiburan, yg penting kompetisi ISL kompetisi resmi PSSI. Dan ternyata kini setelah LPI banyak memberikan gebrakan bagus, PSSI mulai merasa terancam. *ckckckckck* 4. (tambahan) a> Bila anda menonton ISL & LIGA Ti-Phone di ANTV, kemudian anda SMS untuk berkomentar tentang LPI, dijamin pasti tidak akan ditayangkan di televisi. b> Bila anda menonton acara LENSA OLAHRAGA di ANTV, anda tidak akan melihat ulasan pertandingan LPI, anda tidak akan melihat berita bagus tentang LPI, yg ditayangkan pastilah berita "miring" tentang LPI Terlepas dari judul diatas (tentang LPI) kita juga dapat melihat sedemikian hebohnya para oknum PSSI ingin melanggengkan kekuasaan dengan segala cara. Mungkin inilah pandangan awam masyarakat pecinta sepakbola : 1. Konggres PSSI di Bali dilaksanakan tertutup oleh pers (cuma pembukaan & hasil tuh boss, akh cam mana pula kau boss) 2. Pemecatan ketua/pengurus Pengda/Pengprov PSSI yg dinilai tidak mau mendukung atasan. 3. Penghilangan hak suara sejumlah klub yg diawali dengan pemecatan klub dari anggota PSSI (bukannya pemecatan harus dengan konggres boss ?) 4. Surat pengajuan balon ketum PSSI sempat raib, dengan banyak alasan. 5. Menjegal salah satu calon (Toisutta) dengan "statuta" harus minimal 5th berkecimpung dalam dunia persepakbolaan (sebenarnya saya sudah bosan dengar kata STATUTA) dan langkah ini dimentahkan dengan "Toisutta pernah menjadi ketua PS AD". 6. Memutar balik, mengotak-atik, mengeser-geser terjemahan statuta FIFA dalam bahasa Inggris yg tidak membolehkan orang yg pernah terjerat kasus hukum menjadi ketua organisasi sepakbola di negara manapun. 7. Konggres pemilihan ketum PSSI dilakukan di Bintan (kenapa di pelosok sich boss, ohh biar merata ya silaturahmi ke daerah anggota PSSI. Kenapa gk di Wasior aja sekalian noh, itung2 yg hadir bisa nyumbang buat rakyat yg kena musibah) haduh haduuuuuh,, bingung saya lihat tingkah oknum-oknum ini (mungkin masih banyak lagi) Yasudahlah, inilah pandangan dari kami-kami masyarakat awam pecinta sepakbola. Jangan jadikan PSSI sebuah ajang kekuasaan, jadikan PSSI sebagai wadah untuk memajukan sepakbola Indonesia. BRAVO SEPAKBOLA INDONESIA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline