Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Rizqi Prastia

Mahasiswa Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat

Potensi Pertanian Organik di Kalimantan Selatan: Langkah Menuju Masa Depan Pertanian Ramah Lingkungan

Diperbarui: 24 Juni 2024   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kalimantan Selatan, salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, memiliki potensi besar untuk mengembangkan pertanian organik. Di tengah tantangan perubahan iklim dan degradasi lingkungan, pertanian organik muncul sebagai solusi berkelanjutan yang tidak hanya menjaga kelestarian alam tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pertanian organik menghindari penggunaan pestisida dan pupuk kimia sintetis, menawarkan cara bertani yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Kalimantan Selatan, dengan lahan rawa lebaknya, memiliki kondisi topografi yang mendukung pertanian organik. Kabupaten Hulu Sungai Utara, misalnya, memiliki 89% lahan rawa lebak yang subur tanpa memerlukan pupuk kimia karena limpasan dari daerah hulu yang membawa unsur hara.

Pada tahun 2015, Kabupaten Hulu Sungai Utara mencatat luas tanam padi sebesar 27.583 ha dengan produksi 145.261 ton, sebagian di antaranya adalah padi organik. Potensi ini menunjukkan bahwa Kalimantan Selatan memiliki keuntungan geografis dan ekologis yang mendukung pengembangan pertanian organik.

Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk mendorong praktik pertanian berkelanjutan melalui berbagai kebijakan dan program yang mendukung pertanian organik. Ini mencakup insentif finansial, pelatihan untuk petani, serta promosi produk organik di pasar lokal dan internasional. Upaya ini diharapkan dapat mengatasi berbagai tantangan seperti keterbatasan pengetahuan teknis, infrastruktur yang kurang memadai, serta kebutuhan investasi awal yang cukup besar.

Pertanian organik tidak hanya mendukung upaya pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati tetapi juga dapat memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat. Dengan pertanian organik, keseimbangan ekosistem dan kesuburan tanah dapat terjaga, meningkatkan produktivitas jangka panjang. Ini juga membantu dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi dampak negatif pertanian konvensional.

Penggunaan pupuk organik adalah salah satu kunci sukses pertanian organik. Pupuk organik, yang terdiri dari bahan-bahan alami seperti kompos, pupuk hijau, dan pupuk kandang, membantu meningkatkan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Selain itu, pupuk organik mendukung efisiensi penggunaan pupuk dan produktivitas lahan tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Dengan melihat potensi yang ada, Kalimantan Selatan memiliki peluang untuk menjadi salah satu pusat utama pertanian organik di Indonesia. Pengembangan sektor ini tidak hanya akan mendukung pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati tetapi juga dapat memberikan dampak ekonomi positif melalui peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja baru. Pertanian organik di Kalimantan Selatan bukan hanya sebuah pilihan, tetapi juga sebuah kebutuhan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline