Lihat ke Halaman Asli

Mata-mata

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila Mata saja, manfaatnya jelas sebagai pelita hidup manusia, tetapi Mata-Mata adalah siapa pun yang mau melakukan pekerjaan mengawasi aktifitas dan kegiatan orang atau organisasi yang kemudian dilaporkan kepada pembayarnya, boss, majikan atau komandannya. Beberapa hari terakhir aku seperti mengalami peristiwa yang sama di tahun 1987 di mana aku ingin mementaskan teater Super Semar. Tiba-tiba di kamar ada orang yang sok kenal sok dekat. Berusaha mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya tentang diriku. Terlalu muda bagiku saat itu, sebagai pemuda yang ingin mengupas dan angkat kisah tersebut tanpa tendensi apa pun. Jelasnya aku dicurigai sebagai pengusik macan tidur walaupun saat itu belum tahu apa-apa. Aku hanya mahasiswa yang aktif menimba ilmu, ikut aneka kegiatan di dalam amupun luar kampus. Mengamen kalau tidak punya kertas, pita tik bahkan kebutuhan primer lainnya. Target penyelidikan. Sekarang ini sudah beberapa orang tak kukenal dengan baik tapi merapat bahkan mengikuti kegiatanku. Untungnya, aku lahir, besar dan hidup di tengah penalaran dan akademisi dengan misi dan visi mulai, mendidik dan merangsang bangkitnya kesadaran menjadi Jati Diri, ingin agar 40 tahun ke depan anak-anak kita menjadi kuat karena menemukan Sariraning Pribadi. Tadi sore seorang tamuku memberi sebuah buku dan sekeping DVD Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman. Malam ini di dini hari ini tamuku menyerahkan data yang kucari. Tapi... Aku tidak mengenal mereka. Setelah minta photo bersama, tamuku pulang dan merangkulku, "saya sudah ketemu ahlinya". Baru saja tamuku berlalu, hp berdering, pesannya, ingin bertemu denganku, katanya tiba-tiba saja ingin ketemu dan sharing denganku. Ya, selagi mata kita sehat mari kita gunakan sesuai manfaat, tapi jika kita beraktifitas, hindari sebagai Mata-Mata karena kehadiran Mata-Mata tetap mengganjal di dada walau secara fisik berpelukan seperti saudara. Selamat datang, sugeng pinanggih, Mata-Mata, semoga laporanmu tidak ditambah dan dikurangi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline