Lihat ke Halaman Asli

Hidup Harus Terus Berjalan Walau Salah Jurusan

Diperbarui: 28 Oktober 2023   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

          Suatu pagi hari, di gedung nomor 2 lantai 5 tepat di pojok ruang 502 kampus Umsida, tampak seorang lelaki berbaju hitam celana jeans dengan rambut mullet sedang bercanda-tawa bersama teman-temannya. Bercandanya  yang terbilang sangat konyol, membuat teman-teman disekitarnya tertawa terbahak-bahak. Sosok lelaki itu bernama Faizal.

          Ketika awal masuk kuliah, ia terbilang sosok yang ceria dan mudah bergaul. Dalam hal itu, ia tidak mau menjadi mahasiswa yang hanya kuliah pulang-kuliah pulang (kupu-kupu), maka ia pun langsung memutuskan untuk masuk dan aktif ke dalam organisasi mahasiswa. Ia amat percaya diri pada jurusan yang ia pilih yaitu Ilmu Komunikasi. Karena kesukaannya dalam hal politik, membuatnya menginginkan wadah yang tepat untuk pembelajarannya selama kuliah di Umsida. Namun, seiring berjalannya waktu pikiran tersebut berbalik ketika ia menginjak semester 3. Di semester 3 ini tugas kuliah dan rapat organisasi semakin banyak, sehingga ia kesulitan dalam mengatur waktu untuk hal itu. Oleh karena itu, ia sekarang lebih sering melamun, sangat berbeda ketika ia baru masuk awal kuliah. Ia mulai berpikir bahwa ia sudah salah dalam memilih jurusannya.

          Untuk hal itu, Faizal sampai saat ini masih berfikir bagaimana ia harus tetap hidup walaupun salah jurusan, apakah ia harus keluar dari ilmu komunikasi dan merelakan yang ia pelajari dalam hal politik?, atau mungkin keluar dari organisasi mahasiswa dan tetap melanjutkan tujuan awalnya yang mengarah dalam hal politik itu?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline