Stasiun Manggarai beberapa hari ini ramai menjadi pergunjingan para pengguna kereta api Commuter Line, bahkan menjadi sumber berita dari beberapa media, imbas dari antrian panjang hari Senin 25 April lalu.
Antrian kereta dari dan ke stasiun Manggarai bukanlah hal baru bagi pengguna kereta api Commuter Line. Tidak saja ketika sedang ada gangguan tetapi hampir setiap hari antrian panjang kerap terjadi.
Sebagai stasiun tersibuk diantara stasiun lainnya, stasiun Manggarai melayani 996 perjalanan kereta yang terdiri dari 68 perjalanan kereta api jarak jauh, 24 perjalanan kereta api barang dan 904 perjalanan kereta api Commuter Line Jabodetabek.
Tingginya traffic yang tidak serta merta diikuti dengan pengembangan stasiun Manggarai inilah yang menjadi biang antrian panjang nan mengular. Meski pengembangan jalur Double Double Track (DDT) antara Cikarang – Manggarai yang hanya belasan km ini sering di gemborkan, sayangnya tidak ada kejelasan pasti kapan akan terealisasi.
Keseriusan Pemerintah dalam proyek ini patut di pertanyakan, pasalnya hampir 10 tahun pengerjaan jalur DDT tak kunjung selesai. Meski Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan menargetkan jalur DDT akan beroperasi pada tahun 2018 nanti (Sindonews, 5 Oktober 2015) rasanya pesimis ini akan selesai tepat waktu. Terlebih turunnya PerPres (Peraturan Presiden) No 3 tahun 2016 yang hanya memasukkan kereta api cepat Jakarta – Bandung dan kereta api Ekspres Bandara sebagai proyek strategis nasional.
Upaya untuk mengurai kepadatan antrian juga telah dilakukan dengan memotong trayek sekitar 20-25 KA setiap harinya. Meski tidak sepenuhnya lancar, namun ini cukup efektif mengurangi jadwal kelambatan kereta pada jam sibuk pulang kantor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H