Yogyakarta – Sejak Sabtu (20/11) lalu, para pengungsi korban letusan Gunung Merapi mulai meninggalkan posko pengungsian dan pulang ke rumahnya masing-masing meskipun kondisi rumah dan kampungnya masih tertutup debu vulkanik. Padahal, dengan kondisi lingkungan yang seperti ini, wabah penyakit dapat dengan cepat menyebar.
Untuk mencegah hal tersebut, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) menurunkan 40 relawan yang tergabung dalam Tim Asistensi Kebersihan dan Foging untuk membantu warga bersih-bersih kampung dan pengasapan (foging) bakteri dan DBD.
“Bersih-bersih kampung ini sudah kami lakukan sejak hari pertama pengungsi pulang, Sabtu (20/11) lalu, di Desa Jetis dan
Wonokerto Kecamatan Turi Sleman, serta di Dusun Blumbang, Desa Mardikorejo, Kec. Tempel, Sleman. Bersih-bersih kampung dan foging ini akan kami lakukan hingga pekan depan di lokasi lain,” kata ketua BSMI Cabang Yogyakarta, dr Bambang Edi Susanto SpA.
Selain bersih-bersih kampung, lanjutnya, BSMI juga tetap melakukan mobile klinik sebagai pelayanan kesehatan bagi warga korban letusan merapi. Sebab, kondisi rumah dan lingkungan yang tertutup debu vulkanik dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti is
pa, sakit tenggorokan, mata, dan kulit.
“Sedangkan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup para pengungsi yang telah kembali pulang, BSMI juga menyalurkan logistik kepada warga saat mobile klinik,” ujarnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI