Lihat ke Halaman Asli

Hotgantina S

Hidup untuk berbagi. Berbagi untuk hidup.

Jeruk Bapakku

Diperbarui: 9 Februari 2016   15:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Badannya tampak letih, kusam. Bajunya basah kena hujan deras barusan. Sambil memasukkan sepeda motor ia berujar:

“Inang masak air panas untuk mandian ya!”

“Ya, Pak!”

Aku melangkah ke dapur, mengisi air di kaleng dan memasaknya di kompor minyak tanah.

“Bapak habis dari mana?” tanyaku sambil menyodorkan handuk.

“Tadi kami paksa tanam jeruk di ladang. Musimnya pas, musim hujan. Mudah-mudahan jeruknya bisa tumbuh.”

“Oh, kenapa dipaksa, pak? Kan bisa besok dilanjutkan? Nanti bapak malah bisa sakit karena kena hujan!”

“Tanggung, nang.”

“Kenapa harus menanam jeruk, pak?”

“Nanti, kau akan mengerti, nang.”

Aku hanya bisa protes melihat bapakku memaksakan pekerjaannya sampai hujan-hujan. Pikiranku saat itu sederhana. Menurutku, pekerjaan bisa ditunda tanpa harus mengorbankan kesehatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline