Lihat ke Halaman Asli

Inalilahi, Telah Berpulang Husni Kamil Manik, Wasit Adil Pemilu 2014

Diperbarui: 7 Juli 2016   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Inalilahi wainalilahi rojiun. Kamis, 7 Juli 2016 adalah hari duka bagi seluruh masyarakat Indonesia. Seorang tokoh nasional, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Bapak Husni Kamil Manik. Menurut beberapa sumber berita, ia menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 21.07 WIB. Ia dikabarkan menderita Infeksi Akut. Menurut komisioner KPU, Hadar S. Gumay, Bapak Husni Kamil Manik pada pagi hari sempat dibawa ke rumah sakit karena sempat mengeluhkan sesak nafas. Namun beberapa jam kemudian kembali pulang karena merasa sudah membaik. Namun pada pukul 19.00 WIB, kondisinya tiba-tiba drop dan segera dilarikan ke rumah sakit. Namun nyawanya tidak dapat terselamatkan lagi. Sampai artikel ini diturunkan, jenazah masih belum dimakamkan dan rencananya akan dibawa untuk dimakamkan di salah satu rumah duka yang belum dapat dipastikan posisinya.

Itulah kronologi kematian seorang tokoh yang menstabilkan situasi Pemilu 2014 lalu. Saya pribadi pertama kali mendapatkan informasi ini dari trending topic di twitter. Saya sempat berpikir ini adalah berita hoax namun ketika saya memastikan berita ini lewat televisi dan berita online, baru saya berani memastikan dan mulai menuliskan artikel mengenai hal ini.

Menurut saya, almarhum adalah seorang tokoh ketua KPU yang baik, berintegritas, tenang, dan bersikap bijak dalam mengambil keputusan sehingga Komisi Pemilihan Umum (KPU) dapat semakin maju dan berkembang dengan kepemimpinan dan pola pikir beliau. Tak bisa dipungkiri bahwa beliau merupakan sosok yang menjaga kondisi perpolitikan pada Pemilu 2014 tetap aman walaupun dalam situasi politik yang panas. Beliau seperti wasit dalam sebuah pertandingan sepakbola. Sebuah pertandingan sepakbola akan berantakan jika tidak dipimpin oleh seorang wasit yang tegas dan adil. Tetapi apakah setelah sebuah pertandingan besar, jasa wasit yang sangat besar ini akan diapresiasi sebesar apresiasi yang diberikan kepada tim pemenang? Tentu tidak. 

Yang bisa dipastikan adalah jika seorang wasit melakukan kesalahan kecil pun akan disalahkan bahkan dicaci-maki. Itulah gambaran jasa seorang Husni Kamil Manik dalam kancah perpolitikan Indonesia. Tanpa sosoknya, bukan tidak mungkin terjadi hal-hal negatif yang lebih tidak diinginkan ditengah situasi percaturan politik yang cenderung tidak stabil ini.

Jika berbicara biografi hidup seorang Husni Kamil Manik, beliau lahir di Medan, Sumatera Utara pada 18 Juli 1975 sehingga sekarang baru berusia 41 tahun. Ia juga sempat menjadi komisioner KPU Provinsi Sumatera Barat sejak tahun 2008 sebelum menjadi Ketua Komisi Pemilihan Umum. Ia menempuh pendidikan SD hingga MTsN di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Setelah itu Husni banyak berkarir di Lembaga Swadaya Masyarakat sebelum menjadi Ketua Komisi Pemilihan Umum sejak 12 April 2012. Selamat jalan Bapak Husni Kamil Manik, semoga beliau bisa diterima di sisi yang maha kuasa dan seluruh keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan sedalam-dalamnya. Jasa-jasa bapak akan terus kami ingat dan apresiasi. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline