Lihat ke Halaman Asli

Sistem Penilaian Kinerja Karyawan, Apakah Penting?

Diperbarui: 12 Juni 2021   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penilaian Kinerja Karyawan / amerta.id

Dalam dunia kerja pasti kita sudah tidak asing mendengar tentang kinerja karyawan. Menurut Prof. Dr. Moeheriono, M.Si. dalam bukunya yang berjudul "Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi", kinerja karyawan adalah merupakan hasil kinerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif, sesuai dengan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral ataupun etika. 

Seluruh kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan bisnis perusahaan atau organisasi merupakan bentuk  kinerja. Kinerja menjadi salah satu tolak ukur dari perkembangan suatu perusahaan. 

Dengan kinerja karyawan yang baik maka perusahaan akan dengan mudah mencapai target yang telah mereka rencanakan. Melakukan penilaian kinerja dalam sebuah perusahaan maka semua pihak yang terlibat dari penilaian ini akan merasakan manfaat dari hal tersebut. 

Bagi orang yang berkecimpung di dalam sebuah manajemen sumber daya manusia tentu saja keberadaan dari penilaian ini sangat penting. Beberapa manfaat penilaian kinerja yang dapat dirasakan adalah :

  1. Memberikan informasi tentang hasil yang diinginkan dari sebuah pekerjaan
  2. Bisa mencegah terdapatnya miskomunikasi berkaitan dengan kualitas kerja yang diinginkan.
  3. Menciptakan peningkatan produktivitas karyawan sebab ada feedback atau umpan balik untuk karyawan yang berprestasi
  4. Menghargai setiap kontribusi
  5. Membuat komunikasi dua arah antara pihak manajer dengan karyawan

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu proses penilaian kinerja ini mulai sering terlupakan dikarenakan terkesan merupakan suatu hal yang bukan merupakan kewajiban. Ditambah lagi dengan sering terjadinya konflik antara manajer dan karyawan yang membuat penyusunan sistem penilaian kinerja menjadi sulit.

Konflik yang sering terjadi adalah adanya peran dan tujuan yang berbeda dalam perencanaan kinerjadan proses peninjauan. Konflik pertama muncul dari fakta bahwa organisasi dan karyawan memiliki tujuan yang berbeda: karyawan mencari kepastian, penguatan dan, mereka berharap, penghargaan tambahan, sementara organisasi ingin mereka menerima kritik yang membangun untuk memperbaiki kinerja dan memenuhi potensi mereka. 

Menurut (Strebler et al. 2001) Berdasarkan pengalaman berbagai organisasi menunjukkan bahwa sistem manajemen kinerja yang efektif memiliki karakteristik tertentu yang terdiri dari :

  1. Sistem manajemen kinerja memiliki tujuan yang jelas dan kriteria keberhasilan yang terukur.
  2. Karyawan dilibatkan dalam desain dan implementasi sistem.
  3. Sistem ini sederhana untuk dipahami dan dioperasikan.
  4. Penggunaan yang efektif dari sistem manajemen kinerja merupakan inti dari tujuan kinerja manajer.

Suatu istem tidak pernah bekerja dengan sendirinya, karena oranglah yang membuat sistem itu bekerja. Namun, orang hanya akan membuat sistem berfungsi jika mereka menganggapnya berguna, relevan, dan memiliki komitmen terhadapnya. Melibatkan orang dalam desain dan implementasi sistem perencanaan dan peninjauan kinerja akan membantu membuatnya relevan dan dapat diterima.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline