Sumber daya manusia merupakan salah satu aset penting yang dimiliki oleh perusahaan, manusia menjadi aset yang penting karena manusia itulah yang menjadi penggerak kegiatan usaha sehingga perusahaan dapat mencapai target dan sasaran serta mendapat profit. Untuk mencapai itu semua, perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki skill yang kompeten agar dapat melaksanakan tugasnya di masing-masing posisi yang ditempati.
Proses staffing memiliki peran yang krusial dalam menentukan sumber daya manusia yang ada di perusahaan. Menurut T. Hani Handoko (2003 ; 233) Staffing adalah fungsimanajemen yang berkenaan dengan penarikan, penempatan, pemberian latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi. Michael T. Brannick menjelaskan dalam bukunya Job and Work Analysis edisi 3 tahun 2020, bahwa terdapat 3 fungsi utama dalam staffing yang terdiri dari : recruitment, selection, placement.
Recruitment merupakan proses dimana para calon pekerja berupaya untuk melamar pekerjaan yang ada di perusahaan, para calon pekerja di haruskan untuk mencari tahu tentang deskripsi pekerjaan yang ingin mereka lamar sebagai acuan tugas dan kriteria apa sajakah yang diperlukan untuk posisi yang dilamar. Selection merupakan proses pemilihan para pelamar kerja, dimana hanya pelamar kerja yang memiliki kriteria sesuai yang dapat diterima kerja. Placement merupakan proses pemilihan posisi yang tepat untuk karyawan baru tersebut.
Dari ketiga proses di atas, proses seleksi merupakan proses yang sangat penting dan memiliki banyak pertimbangan karena disinilah kita akan memilih manakah calon pelamar yang terbaik. Banyak dari calon pekerja yang menuliskan berbagai keahlian dan sertifikat yang ada di dalam surat lamaran yang mereka ajukan. Namun, apalah gunanya sertifikat tertulis jika skill yang dimiliki oleh pelamar kerja tidak dapat dibuktikan secara langsung, maka dari itu dalam proses seleksi inilah terdapat tes validasi. Tes validasi meliputi tes psikologi, dan juga tes kemampuan. Tujuan dari test validasi ini adalah untuk menunjukkan keterkaitan dari tes tersebut dengan pekerjaan yang diminati. Dalam tes validasi terdapat 3 strategi, yaitu :
1. Content-Oriented Strategies
Tes validasi berorientasi konten bertujuan untuk menghubungkan konten ujian ke konten pekerjaan, tes ini dirancang untuk memberikan gambaran singkat mengenai konten pekerjaan yang ada. Tes ini berfokus kepada tugas dan minat utamanya adalah aktivitas kerja. Dapat berupa simulasi atau tes pengetahuan terkait tugas yang ada dalam pekerjaan tersebut. Untuk mengembangkan penilaian konten diberikan tes tambahan yaitu berupa tes penilaian situasional dimana disajikannya skenario kerja dan terdapat masalah, peserta akan dinilai tindakan apa yang akan dilakukannya.
2. Criterion-Oriented Strategies
Tes vadidasi berorientasi kriteria merupakan tes yang berfokus kepada kriteria yang diteliti, kriteria merupakan ukuran hasil dari sesuatu yang diamanti, contohnya adalah penguji ingin mengukur tingkat ketelitian, kriteria yang diamati adalah perhatian terhadap detail, ketepatan waktu pengerjaan, dan kedisiplinan.
3. Construct-Oriented Strategies
Tes validasi berorientasi konstruk merupakan tes validasi yang kompleks dan dibutuhkan penguji yang ahli, tes ini merupakan tes yang paling jarang dilakukan oleh perusahaan karena faktor kendala praktis dan sulit dilakukan. Pada tes ini penguji akan melihat adanya hubungan antara variabel yang diuji dengan suatu teori, misalnya kita menguji tingkat kecemasan terhadap kinerja pekerjaan, bahwa kemungkinan orang yang dalam kondisi cemas akan menghambat pekerjaan. Contohnya dokter bedah yang memiliki tingkat kecemasan tinggi mengakibatkan tangan tidak stabil dalam proses pembedahan, kinerja yang akan dinilai adalah hasil dari pemotongan, hasil jahitan, waktu operasi.
Perusahaan dapat memilih diantara ketiga strategi seleksi diatas dengan menyesuaikan keperluan yang ada, setelah melakukan proses seleksi dengan baik dan benar, maka perusahaan akan mendapatkan karyawan yang memiliki kriteria yang sesuai dengan apa yang perusahaan butuhkan. Sehingga memudahkan untuk melanjutkan ke tahap placement atau penempatan posisi karyawan tersebut.