Lihat ke Halaman Asli

Penyalahgunaan Gelar Professor untuk Keuntungan Pribadi

Diperbarui: 17 Agustus 2024   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Gelar professor adalah puncak gelar akademik yang bisa dicapai. Namun, justru banyak dari professor-professor ini malah menyalahgunakan gelar mereka. Seperti pada kasus ini, ketika seorang professor menipu mahasiswa dengan menawarkan kuliah dengan biaya murah. Dengan adanya gelar tersebut, beberapa professor merasa bahwa mereka mempunyai martabat lebih tinggi.

Dengan menawarkan kuliah doktor murah, seorang profesor menipu ratusan mahasiswa. Gelar profesor ini digunakan pelaku sebagai sarana meraih keuntungan dengan menipu mahasiswa untuk mempercayainya. Lalu, dengan menggunakan nama kampus yang terakreditasi, professor tersebut juga berhasil meyakinkan banyak mahasiswa mendaftar kuliahnya. Hal ini menunjukkan bahwa ada masalah serius di belakang penghargaan gelar professor, dengan banyaknya kasus penyalahgunaan status mereka sebagai guru besar.

Ada suatu kasus dimana seorang profesor menjanjikan kuliah daring untuk para mahasiswa melarikan uang korban. Kasus penipuan ini berawal saat para korban melihat iklan kuliah doktor dengan biaya yang murah di Philipine Women's University. Salah satu korban tertipu dikarenakan universitas tersebut sudah terakreditasi. Namun sesudah menyelesaikan registrasi dan pembayaran, para korban tak kunjung kuliah.

Ternyata, pelaku menyalahgunakan uang korban untuk melakukan trading. Akhirnya pelaku malah menyodorkan kepada teman pengacaranya yang berinisial S dan juga professor. Professor S ini menawarkan para mahasiswa kuliah online di kampusnya, dengan tawaran bisa mendapat gelar doctor dalam 1 tahun. Namun, para korban tidak mau dan melaporkan pelaku kepada pihak polisi dengan pasal penipuan dan penggelapan.

Pelaku bagai pemancing dengan umpan palsu. Ia menggunakan gelar profesornya dan tawaran kuliah murah sebagai umpan. Dan para mahasiswa yang melihat umpan tersebut, tergiur untuk mengambilnya, memikirkan janji kuliah dengan harga murah. Namun pada akhirnya apa yang mereka harapkan ternyata hanyalah kail yang kosong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline