Lihat ke Halaman Asli

Bryan Jati Pratama

Author of Rakunulis.com

Puisi | Onar

Diperbarui: 22 Mei 2019   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.metro.tempo.co

Hari ini adalah hari dimana orang kekenyangan pun masih minta hidangan tambahan. Yang disuguhkan. Bersamaan dengan kemiskinan yang semakin menjadi atas nama. Oleh golongan yang paling kaya.

Hari ini adalah hari dimana teriakan membuat semakin sunyi kebisuan. Lewat bisikan menampakkan kebodohan orang yang menyeru menderu. Namun kosong isi seperti guntur tanpa hujan yang tak menyuburkan tanaman.

Hari ini perdebatan demi perdebatan dihelat hanya demi menjatuhkan lawan. Setelah ambruk ia diinjak jadi titian menuju angan-angan. Yang jelas sudah tak pernah tergapai sejak jaman nenek moyang dilahirkan.

Hari ini manusia saling pukul tanpa sebab tanpa alasan seperti disakiti terlebih dahulu demi mempertahankan hak yang tidak mendasar. Membahayakan hak hidupnya demi hak berdemokrasi tiruan yang abal-abal.

Hari ini dua kelompok yang sama-sama manusia dibenturkan demi kepentingan bersama manusia di belahan bumi lainnya. Yang bersantai bersama gadis idaman sambil mendengarkan musik berjudul bentrok dan kerusuhan.

Maka hari ini diciptakan benar-benar bukan untukku.

Aku ingin bertemu manusia. Yang rasa sakit tidak membuatnya dendam dan penderitaan tak mengubah dirinya menjadi pendosa. Separah apapun menimpa. Sekuat apapun menempa.
Yang menemani aku disaat dunia sedang rusuh rusuhnya.

Jakarta, 13.02

22 Mei 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline