Lihat ke Halaman Asli

Bryan Jati Pratama

Author of Rakunulis.com

Puisi | Penyiar dan Penyair

Diperbarui: 7 Maret 2019   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : imogenpr.id

Hari pertama:
Berita dan puisi sama sama berjanji. Bertemu di Bukittinggi. Januari tanggal tiga. Di bawah jam gadang pukul lima.

Hari kedua:
Berita menjadwalkan keberangkatan perjalanan. Puisi membulatkan tekad petualangan. Berpamitan dan cium tangan.

Hari ketiga:
Berita berangkat pagi pagi. Puisi berangkat malam hari. Atau kapan saja. Semau hati.

Hari keempat:
Berita di kejar waktu. Buru buru. Tidak sabaran. Puisi memandangi jam dinding. Tertawa. Lalu ketiduran.

Hari kelima:
Menuju pelabuhan. Berita naik taksi. Mensyukuri punya kaki. Puisi berjalan berlari. Tanpa berniat berhenti.

Hari keenam:
Berita memilih naik kapal. Seberangi selat. Puisi berperahu tanpa layar. Arungi laut. Telanjang bulat.

Hari ketujuh:
Berita diam saja. Ingin cepat sampai kesana. Puisi menyapa bangsa ikan dan gurita. Menanyakan kabar laut. Sekaligus meminta maaf mereka.

Hari kedelapan:
Berita berlabuh ke pulau. Lalu naik bis antar kota. Puisi melewati hutan rimba. Tak tau arah. Mengejar singa. Menangkap gajah.

Hari kesembilan:
Berita sudah sampai. Di Bukittinggi. Tepat pukul lima. Menunggu puisi. Yang sejak hari pertama. Duduk disebelahnya.

Sedangkan di hari kesepuluh. Puisi sudah ada di Afrika. Bersama gajahnya.

Jakarta, 20.00
7 Maret 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline