Lihat ke Halaman Asli

Breathing Wall pada Daerah Beriklim Tropis

Diperbarui: 17 Januari 2023   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Selubung bangunan adalah suatu bidang maya yang menjadi batas terluar secara tiga dimensi yang membatasi bangunan tersebut untuk berinteraksi dengan lingkungannya demi mewujudkan keselamatan, kesehatan, dan juga kenyamanan pada penghuni yang ada pada bangunan tersebut. Selubung bangunan juga merupakan suatu elemen yang menyelubungi bangunan, seperti dinding dan atap tembus atau yang tidak tembus cahaya. Dimana adanya beberapa bagian dari energi termal yang berpindah melalui selubung bangunan. 

Dinding merupakan salah satu komponen selubung dominan dari suatu bangunan. Dengan tingkat kelembaban dan radiasi matahari yang tinggi, kinerja selubung bangunan yang berada di daerah yang beriklim tropis lembab berpengaruh terhadap kenyamanan seseorang yang berada di ruangan tersebut. Selubung tersebut harus berperan secara optimal sebagai pengatur tingkat kelembaban dan pencegah rambatan kalor, terutama pada sisi barat dan sisi timur bangunan yang dapat berfungsi sebagai kapasitor kalor.

Oleh karena itu, perlu dilakukannya upaya supaya kondisi ruang dalam suatu bangunan tersebut dapat diatur untuk menyesuaikan tingkat kelembaban dan juga dapat mencegah perambatan kalor yang terjadi melalui strategi desain pasif selubung bangunan yang berfungsi sebagai modifier lingkungan. 

Selain itu, selubung bangunan harus dapat mencegah adanya rambatan kalor yang masuk ke dalam bangunan melalui penerapan insulasi termal, teknologi pembayang yang optimum, dan memiliki semacam "kualitas bernafas" untuk mengatur tingkat kelembaban. Breathing wall sendiri memiliki arti panel dinding berventilasi, yang merupakan instalasi interaktif yang memiliki permukaan dinding tiga dimensi yang bersifat dinamis.

Pada daerah yang memiliki iklim tropis, daerah tersebut hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Ketika musim kemarau, suhu udara yang tinggi akan mengakibatkan penguapan yang tinggi sehingga berpotensi untuk terjadinya hujan. 

Sedangkan di daerah yang memiliki iklim subtropis, daerah tersebut memiliki kelembapan udara yang lebih rendah dan tekanan udara yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan iklim tropis. Selain itu, adanya perubahan yang cukup ekstrim pada kondisi cuaca di daerah yang beriklim subtropis, sedangkan pada daerah yang beriklim tropis perubahan kondisi cuacanya tidak ekstrim. Maka sistem breathing wall ini lebih cocok dan juga efektif apabila ditempatkan di bangunan yang berada di daerah tropis. 

Dikarenakan suhu pada daerah tropis cenderung panas. Sehingga dengan menanamkan sistem breathing wall pada bagian dari bangunan kita akan memperbaiki sirkulasi dalam rumah. Sehingga penghuni dari bangunan tersebut akan merasa nyaman dan sejuk selama tinggal didalamnya.

Tujuan dari dibuatnya breathing wall pada suatu bangunan adalah sebagai jalan keluarnya udara internal melalui dinding untuk mengurangi konsentrasi polutan udara dalam ruangan. Sehingga pada daerah subtropis, tingkat penggunaan ventilasi alami pada suatu bangunan tergolong rendah karena disaat musim dingin datang, breathing wall ini tidak efektif untuk digunakan. 

Tetapi berbeda efeknya dengan penggunaan breathing wall pada bangunan yang berada di daerah tropis. Penggunaan breathing wall pada suatu bangunan yang berada di daerah yang memiliki iklim tropis yang lembab, pentingnya pemilihan material dinding dan insulasi termal yang bersifat light-weight material, serta memiliki tingkat kelembaban dan tingkat rambatan kalor yang terendah. Insulasi termal juga ditunjukkan dari adanya material insulasi eksternal pada selubung bangunan. 

Adanya penerapan insulasi dinamis yang berfungsi ganda  sebagai  penghambat rambatan  kalor dan retarder uap (penghalang  uap) yang bersifat kedap air atau semi-permeabel. Dengan begitu, penerapan konsep breathing wall pada selubung bangunan ini berperan dengan efektif sebagai modifier lingkungan. Karena breathing wall dapat menyesuaikan tingkat kelembaban dan juga dapat mencegah terjadinya perambatan kalor pada selubung bangunan. Hanya saja dengan adanya selubung bangunan tersebut, akan ada air yang memungkinkan memasuki ruangan tersebut melalui rongga-rongga ketika terjadinya hujan. 

Selain itu, breathing wall ini dapat diterapkan di negara kita dan juga memiliki manfaat terhadap lingkungan di negara Indonesia. Karena negara Indonesia merupakan negara yang berada di daerah yang memiliki iklim tropis, cuaca yang panas akan mendukung para masyarakatnya untuk menggunakan AC. Tetapi dengan adanya breathing wall di bangunan yang ada di daerah tropis ini, akan adanya udara yang masuk dari luar bangunan tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline