Lihat ke Halaman Asli

Bryan Herdianto

Seorang pelajar yang bersemangat dalam mencari topik-topik baru akan teknologi.

Mengungkap Koneksi Listrik: Bagaimana Kelembaban Meredakan Listrik Statis

Diperbarui: 29 Agustus 2023   00:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Listrik statis telah membingungkan dan memukau manusia selama berabad-abad. Rasa kejutan yang tak terduga saat menyentuh pegangan pintu atau orang lain sering membuat kita bingung. Tetapi tahukah Anda bahwa kelembaban memainkan peran penting dalam perkembangan dan pengurangan listrik statis? 

Memang, hubungan antara kelembaban dan listrik statis sangat rumit dan memiliki implikasi yang jauh lebih luas, terutama bagi mereka yang tinggal di lingkungan dengan kelembaban rendah.

Sifat Listrik Statis
Listrik statis terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan muatan listrik di permukaan suatu objek. Ini terjadi karena terjadinya transfer elektron antara objek, mengakibatkan penumpukan muatan positif atau negatif. Ketika dua objek dengan muatan berlawanan bersentuhan atau didekatkan satu sama lain, terjadi pelepasan dalam bentuk percikan, yang menghasilkan kejutan yang familiar.

Peran Kelembaban dalam Listrik Statis
Kelembaban, atau uap air yang ada di udara, memengaruhi kehadiran dan keparahan listrik statis. Di daerah dengan kelembaban rendah, udara relatif kering, dan terdapat konsentrasi molekul air yang lebih rendah. Kekurangan kelembaban ini memengaruhi seberapa mudah muatan listrik dapat bergerak antara objek.

Molekul air adalah konduktor listrik yang sangat baik karena sifat polaritasnya. Molekul air terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen, dengan atom oksigen menjadi lebih elektronegatif, memberikannya muatan negatif parsial. Atom hidrogen memiliki muatan positif parsial. Polaritas ini memungkinkan molekul air untuk menarik dan menahan partikel bermuatan lainnya, membantu konduksi muatan listrik.

Ketika udara kering, molekul air yang tersedia lebih sedikit untuk membantu meredam muatan listrik. Akibatnya, ketika suatu objek mendapatkan muatan listrik akibat gesekan atau proses lainnya, muatan tersebut lebih mudah dipertahankan. Ketika seseorang menyentuh objek dalam lingkungan seperti itu, muatan yang terakumulasi dapat bocor dengan cepat melalui tubuh mereka, mengakibatkan kejutan.

Kelembaban sebagai Antidote Alami
Meningkatkan kandungan kelembaban di udara secara signifikan dapat mengurangi kejadian kejutan listrik statis. Inilah mengapa menggunakan pelembab udara atau mengoleskan pelembap pada kulit Anda dapat membantu meredakan ketidaknyamanan kejutan statis. Berikut adalah bagaimana peningkatan kelembaban meredakan listrik statis:

1. Disipasi Muatan Lebih Baik: Molekul air di udara memberikan jalur bagi muatan listrik berlebih untuk bergerak dan bocor. Dengan memperkenalkan lebih banyak kelembaban, molekul air dapat membantu menetralkan muatan pada objek, mencegah penumpukan listrik statis.

2. Jalur Konduktif: Udara yang kaya akan kelembaban menciptakan lingkungan yang lebih konduktif. Jika suatu objek mendapatkan muatan, kelembaban yang meningkat memberikan jalur bagi muatan tersebut untuk menyebar dan bocor, meminimalkan potensi pelepasan mendadak.

3. Ionisasi Seimbang: Kehadiran uap air di udara membantu menyeimbangkan distribusi ion (partikel bermuatan) di lingkungan. Keseimbangan ini mengurangi kemungkinan perbedaan potensial tajam yang menyebabkan kejutan yang terasa.

Aplikasi Praktis dan Pertimbangan
Memahami hubungan antara kelembaban dan listrik statis memiliki implikasi praktis di luar sekadar menghindari kejutan yang menjengkelkan. Industri yang berurusan dengan elektronik sensitif, bahan mudah terbakar, atau peralatan sensitif terhadap statis memperhitungkan tingkat kelembaban untuk mencegah kerusakan dan kecelakaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline