ANDI DJEMMA PAHLAWAN NASIONAL DARI SULAWESI SELATAN
(LUWU, KOTA PALOPO)
Banyak yang belum mengetahui sejarah perjuangan dari seorang ANDI DJEMMA. Yang merupakan tokoh nasional yang berjuang untuk SELAMATKAN INDONESIA dari penjajahan sekutu pada waktu itu.
Andi Djemma lahir di Palopo, Sulawesi Selatan, 15 Januari1901 – meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 23 Februari1965 pada umur 64 tahun. Beliau adalah Raja (Datu) Luwu seorang tokoh Indonesia yang berjuang di wilayahnya untuk mempertahankan NKRI.
Menjelang kemerdekaan Indonesia pada 15 Agustus1945, Andi Djemma bahkan memimpin 'Gerakan Soekarno Muda' dan memimpin Perlawanan Semesta Rakyat Luwu pada 23 Januari1946. Tanggal itu sekarang diperingati sebagai Hari Perlawanan Rakyat Semesta. Beliau memimpin rakyat luwu (palopo) untuk berperang angkat senjata melawan tentara sekutu yang di boncengi oleh tentara NICA ( Nedelans Indiscehe Company Administration )
Pada 5 Oktober 1945, Andi Djemma sempat mengultimatum pihak Sekutu agar segera melucuti tentaranya dan kembali ke tangsinya di Palopo. Ultimatum itu dibalas Gubernur Jenderal Belanda, Van Mook, dengan mengirim puluhan bom kedalam kota Palopo.
Datu Luwu Andi Djemma bersama rakyatnya tidak gentar dengan serangan dari laut itu, Persembahan jiwa dan raga dari Bumi Sawerigading (julukan tanah Luwu) yang tidak rela di jajah oleh pihak sekututerus berkobar sehingga Perang pun pecah di hampir semua wilayah Luwu raya. Kota Palopo di kuasi pemuda. Untuk beberapa jam sekutu mundur ke selatan. Sebelum bantuan yang besar datang dan menguasi kembali pusat kota Palopo.
Perlawanan semesta rakyat Luwu punya nilai historis sendiri ini karena perlawanan itu termasuk paling luas. Perang meletus sepanjang tidak kurang 200 km. Perang dengan lokasi yang panjang itu menyulitkan sekutu.
Efek dari perang tersebut, Belanda sangat murka dan mengirim Raymond Wasterling. Merasa dipermalukan Wasterling mengamuk dengan membantai kurang lebih 40.000 jiwa rakyat tak berdosa sepanjang Sulawesi Selatan. Walau angka korban 40.000 jiwa itu masih diperdebatkan mengingat angka 40.000 jiwa terlalu besar.
Karena tekanan yang disebabkan oleh kekuatan yang tidak seimbang, hingga beliau terpaksa meninggalkan istana bersama permaisyurinya, memimpin rakyatnya ber GERILYA di dalam wilayah kerajaannya, yang mengakibatkan tertangkapnya ANDI DJEMMA oleh tentara NICA.Andi Djemma yang mempunyai lima putera itu baru tertangkap pada 3 Juli 1946 dan diasingkan ke Ternate. Ia akhirnya meninggal di Makassar pada 23 Februari 1965.
Sebagai daerah paling sebentar di jajah Belanda sekitar 30 tahun, Inilah persembahan wija to Luwu (rakyat Luwu) untuk republik ini.
Sehingga
founding fatherkita. Untuk merasakan kemerdekaan INDONESIA yang sebenarnya. (BSP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H