Lihat ke Halaman Asli

Pengakuan Diri Sang Muda Terhadap Sistem Pemerintahan Negeri Ini

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya anak muda yang lahir dan besar di INDONESIA.. selama hidup kurang lebih 22 tahun banyak hal yang suda saya rasakan, ada senang, susah prihatin, dan sedih..

Papa seorang anggota POLRI dan ibu PNS.. dari kecil hingga dewasa saya di didik dan di besarkan dengan hokum militer keluarga, dimana tangan dan kaki sang ayahanda sering menyapu bersih wajah dan kepala ku, semakin aku mengeluarkan air mata semakin keras kepalan tangan yg menghampiri wajahku.. namun semua itu adalah bentuk kasih sayang dari sang ayahanda… lebih baik ayah menampar wajahmu dari pada ayah menyakiti hatimu dengan perkataan perkataan yang tidak selayaknya di ucapkan oleh orang tua pada anaknya karna orang tua hanya boleh memberi kata-kata yang membangun motivasi hidup untuk anaknya..sedikit kutipan perkataan orang tua ku “ nak kamu seorang pria yang nantinya menjadi cikal bakal perubahan keluarga & negeri “

Kata sederhana tersebut masih ku ingat sampai sekarang… aku sedikit berfikir kenapa orang tuaku mengatakan hal tersebut, dan mendapat kesimpulan ternyata ayahanda memberika isyarat pada ku bahwa saat aku beranjak dewasa, aku akan mengerti SISTEM PEMERINTAHAN di Negara kita suda tidak layak.. aku menyimpulkan hal tersebut karena melihat kehidupan ayah dan ibu ku yang setiap hari harus banting tulang mencari nafka untuk anak2 nya., dan sampai usia mereka tua, mereka masi tetap memikirkan kehidupan anak-anknya di tengah-tengah polemic yang terjadi di Negara ku yang katanya termasyur ini.

Para pemimpin negeri ini dari tingkat wilayah sampai pusat telah mempersulit kehidupan rakyat kecil seperti aku dan keluarga ku, mereka hanya mempertontonkan gaya berpolitik tingkat dewa dan saling berlomba-lomba merauk kekayaan Negara.. tanpa memperdulikan rakyat kecil yang jadi korban, dimana rakyat jelata butuh pendidikan butuh kesehatan dan butuh peningkatan social budaya.. namu karena semua fasilitas itu berubah fungsih menjadi pendanaan gedung, pendanaan study banding keluar negeri buat elit politik dan pendanaan-pendanaan yang lainnya.., yang hanya bisa di dapatkan oleh kaum intelektual… katanya gembel, pengamen, pengemis di biayai oleh negara seharusnya gembel bias berpakaian layak, seharusnya pengamen bisa menggunakan alat music yang lengkap dan memadai, seharusnya pengemis sudah punya kerja yg layak dan tidak mengandalkan belas kasihan lagi…

Tapi semua hanya khayalan tingkat tinggi kaum jelata.. saat ini UU hanya berlaku pada rakyat kecil namuun untuk para elit UU itu sebagai pangawal mereka, yang kapan pun bisa di ganti bahkan di bumi hanguskan..

Perkataan ayahandaku sudah terbukti, dan saat ini tinggal menunggu kewajiban aku yang harus aku jalankan sebagai sang anak untuk mengabdi kepada orang tua, dengan cara berjuang penuh lewat karya untuk mengembalikan INDONESIA ku yang letih menjadi INDONESIA ku yang tegar.

DENGAN KARYA KAN KUYAKINKAN DIRI DAN KU KUATKAN TUJUANKU UNTUK UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN UNTUK MENJADI PELURUS BANGSA.. YANG NANTINYA BISA MENCIPTAKAN SEDIKIT SENYUM KEBANGGAAN YANG KELUAR DARI RAUT WAJAH IBU PERTIWI DAN KEDUA ORANG TUAKU..!

TRIMAKASIH AYAH TERIMAKASIH IBU ATAS KEPERCAYAAN MU DAN SETIA MU UNTUK KAMI ANAK-ANAK MU, MOHON RESTU UNTUK ANAK MU.

DERAP LANGKAH PEMUDA ADALAH PERUBAHAN..!! INDONESIA KU BERSIAPLAH TUK BERDIRI TEGAK DI GARIS KATULISTIWA.. BERSIAPLAH MENYAMBUT ANAK-ANAK MUDA MU YANG AKAN MEMBUATMU MU MENJADI LEBIH TAMPAN KEMBALI.. INDONESIA RAYA. ( BSP )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline