Pernahkah Anda melihat Jenderal aktif dengan jabatan kewilayahan setingkat Provinsi tengah memberihkan toilet serta rebahan beralas karpet tipis? Itulah sosok Irjen Pol. Baharudin Djafar, Kapolda Maluku yang lagi viral di media sosial saat ini.
Lulusan Akpol 1986, dalam beberapa pekan ini viral di Medsos menyusul dirinya tertangkap kamera saat memberihkan toilet mesjid di kantornya seorang diri. Tak hanya itu Jenderal bintang dua ini juga tertangkap kamera saat rebahan di mushola, sambil menunggu kumandang adzan. Foto foto sang jenderal yang masih mengenakan kaos coklat dan celana dinas polisi ini kemudian diupload oleh akun @hnurwahid yang kemudian viral.
Decak kagum terlontar dari netizen. Komentar positif terus berulang membentuk tautan ihwal prilaku sang Jenderal, yang mungkin saat ini bisa jadi dianggap nyeleneh sebagian masyarakat.
Nyeleneh, karena sekelas perwira tinggi dengan bintang dua di pundaknya masih rela berjibaku mengurusi hal kecil. Padahal, cukup dengan telunjuknya, urusan bisa langsung tuntas. Sebuah tauladan yang patut kita contoh.
Apa yang dilakukan Jenderal Polisi Baharudin Djafar tentunya sangat menyejukan hati di kala kita gerah dengan tulisan atau pemberitaan miring tentang sosok oknum polisi saat ini. Keterlibatan beberapa Jenderal yang terseret Kasus Joko Candra, LGBT, atau kasus terakhir oknum polisi nyambi menjadi kurir Narkoba dan tertangkap saat bawa sabu puluhan kilo di Tanggerang.
Miris memang seolah mengingatkan pada celotehan Gus Dur, sapaan Akrab Abdurachman Wahid, mantan Presiden ke IV.Hanya polisi tidur dan Hugeng yang jujur. Ini setidaknya sebagai gambaran lembaga kepolisian hingga kini masih penuh godaan. Hanya mereka yang berintegritas seperti Hugenglah yang menjadi dambaan masyarakat kita.
Lalu apakah keberadaan Jenderal Baharudin Djafar yang viral menyikat toilet seorang diri atau rebahan tanpa mendapat pengawalan khusus adalah seauatu hal yang tak lajim terjadi? Tapi itu nyata. Apakah beliau mencari sensasi?
Bisa saja khalayak berpandangan seperti itu. Namun bila mengetahui pribadi Irjen Baharudin sejak dulu, ini hal yang biasa dan tidak mengherankan.
Saya pribadi yang mengenal Baharudin semasih berpangkat AKP ( dulu kapten), termasuk salah satu perwira jebolan AKPOL. Hidupnya tak neko neko dan gila hormat, tegas namun tetap bersahaja.
Pria berperawakan bidang, saat itu sudah dikenal sangat ramah dan selalu mengedepankan senyum di awal pertemuan dengan siapapun. Sopan dan tidak gila hormat tak kaku dia lakukan. Sesibuk apapun pekerjaan di ruangan pojok Satuan Intel Pam Polwiltabes ( Sekarang Polrestabes) Bandung, dia bergegas menuju mesjid ketika adzan berkumandang. Hampir tak ada waktu sembahyang dia terlewatkan untuk berjamaah di mesjid.
Hidupnya penuh kesederhanaan. Dia lebih memilih memakai sepeda motor dari pada menggunakan mobil pribadinya yang tak begitu bagus bagus amat untuk golongan Kapten keluaran Akpol kala itu. Peristiwa itu terekam dalam memori saya tahun 1995-1996 lalu.
Sayangnya dia hanya dua tahunan dinas di Bandung, setelah itu alih tugas dan lama tak terdengar. Kini nama Bajarudin Djafar kembali mencuat setelah viral di Medsos dengan pangkat Irjen.Suatu prestasi gemilang di akhir melepas masa dinasnya di kepolisian bintang dua sudah di pundaknya.