Lihat ke Halaman Asli

Cara Mahasiswa Mengatasi Stres

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Cara Mengatasi Stres Mahasiswa

Anda mungkin tidak menyadari kehadirannya. Tetapi Anda pasti akan mengalaminya. Dia dapat menurunkan efisiensi kerja Anda, dan membuat Anda lelah. Dia bahkan dapat menggagalkan rencana Anda. Tetapi sebaliknya, dia juga dapat membuat hidup Anda lebih menarik dan menantang. Dia bervariasi dari hari ke hari. Dia dapat membuat Anda sakit, bahkan  mungkin membunuh Anda. Tetapi dia juga dapat memantu Anda mencapai hal-hal yang besar. Dan yang paling penting, Anda dapat mengontrolnya dan membuatnya bermanfaat untuk Anda.

Siapakah dia? Seperti yang telah Anda duga, dia adalah stres. Stres adalah keadaan yang terjadi ketika kita berada dalam tekanan. Sesuatu yang mengakibatkan stres disebut stressor. Sebetulnya stres bukanlah hal buruk, dia diperlukan dalam proses perkembangan kemampuan dan kepribadian kita.

Kenyataan yang ada, kita tidak mungkin lari dari stres dan sangat sedikit dari kita yang dapat menghindari stressed pada saat tertentu. Sebagian orang mampu mengatasi stres dalam jumlah yang cukup banyak dan berat, sedang sebagian yang lain tidak.

Bagaimana Stres Memainkan Peranan Penting Dalam Hidup

Hal pertama yang perlu diingat adalah stres dapat mengakibatkan perubahan fisik dalam tubuh. Perubahan fisik ini dapat dideteksi oleh orang yang ahli, misalnya dokter. Kalau tidak percaya, ukurlah tekanan darah atau denyut nadi ketika sedang mempersiapkan ujian akhir. Sebagai contoh, ketika Anda sedang berjalan menuju Masjid, tiba-tiba seekor anjing muncul dari kejauhan, menggong-gong dan mengejar Anda. Tubuh secara spontan akan bereaksi terhadap ancaman tersebut. Proses yang akan terjadi antara lain, otot-otot tubuh menegang, detak jantung meningkat, nafas lebih cepat, dan lari pun lebih kencang. Tubuh mengkonsentrasikan semua kekuatan untuk mengantisipasi ancaman yang datang secara tiba-tiba tersebut. Tubuh mematikan semua proses yang tidak penting, sehingga semua kekuatan dapat diarahkan untuk membantu mempertahankan diri.

Stressor sedramatis itu tentu jarang kita alami. Yang sering terjadi adalah, kita bahkan tidak tahu bahwa kita sedang stres. Kejadian-kejadian sederhana seperti, kemacetan lalu lintas, penjaga toko yang kasar, ujian akhir, dan lain sebagainya, hal-hal tersebut sebenarnya adalah sebagian dari penyebab stres kita. Bahkan lebih buruk lagi, kita sendiri yang menciptakannya, misalnya perasaan bersalah, takut, cemas, galau, dan emosi-emosi negatif lainnya. Mereka semua adalah penyebab stres dan juga symptoms dari stres itu sendiri.

Perbedaan antara stres yang kita alami sehari-hari dengan stres yang ditimbulkan oleh kejaran anjing adalah, stres yang biasa kita alami disebabkan oleh stresor yang bervariasi, yang datang secara beruntun dalam jumlah sedikit-sedikit(lama-lama jadi bukit), dan tersembunyi. Kita sering tidak tahu harus bereaksi bagaimana untuk menghadapi stressor yang tersembunyi seperti itu. Karena tidak dapat mengkonfrontasi stressor tersebut, akhirnya kita selalu dalam keadaan stres. Mekanisme untuk mengembalikan tubuh kita ke keadaan normal tidak dapat berfungsi dan akibatnya kita selalu dalam keadaan tegang.

Perhatikan hal-hal yang dapat terjadi jika kita berada dalam keadaan stres untuk waktu yang lama, tubuh kita tereksitasi siap untuk beraksi, tetapi tidak ada reaksi yang dilakukan. Tenaga terbuang percuma dan akan merasa lelah sepanjang waktu. Karena lelah, kita tidak dapat memakai akal sehat, dan kemudian tidak mampu mengerjakan sesuatu dengan baik. Ditambah lagi tekanan darah meninggi, keadaan ini dapat mengganggu kerja jantung, juga beresiko terkena stroke, penyakit orang kaya atau penyakit masyarakat modern.

Mengatasi Stres Dalam Hidup

1.Mengkaji jadwal waktu

Bila kita jadi terbebani dengan banyak tanggung jawab, coba untuk menganalisa, mengatur serta mengutamakan tugas-tugas, membuat daftar yang perlu dikerjakan serta menyorot tugas-tugas yang sangat penting serta mesti dikerjakan. Lantas, membagi slot waktu sesuai dengan prioritas tugas. Bila sebagian tugas terlampau besar untuk dikerjakan pada satu waktu, bagilah tugas dalam grup-kelompok kecil. Janganlah membebani diri sendiri dengan mengakhiri cerita semester panjang ini dengan sebulan berperang pada saat ujian akhir. Banyak yang katakan bahwa manajemen waktu itu kunci kesuksesan, serta bila dapat mengatur waktu dengan baik, maka bisa jadi lebih konsentrasi serta energik, juga stres dapat jauh selamanya.

2.Bersyukurlah kita masih hidup

Memang ada masalah, ada segudang problema, tapi inilah hidup. Barangkali kita memang sedang diuji, dan yakinlah orang yang lulus ujian pasti akan dapat reward, dapat penghargaan dan pastinya dapat kebahagiaan. Jadi syukurilah, sebab sampai detik ini kita masih bisa bernafas, masih punya nyawa, masih dapat berusaha lebih baik, jangan sia-siakan anugerah yang namanya kehidupan. Mudah-mudahan dengan bersyukur rasa stres dapat kita daur menjadi sumber tenaga untuk bisa lebih sukses dan hidup lebih baik

3.Olahraga dan istirahat yang cukup

Saat kita berolahraga, paru-paru mengembang serta mendapatkan banyak oksigen yang menambah sirkulasi darah dalam tubuh kita serta menolong saat mengurangi tingkat stres. Olahraga juga menolong untuk membiasakan tidur teratur. Perihal ini menambah endorfin bahan kimia otak yang bikin kita jadi tenang serta juga melemaskan otak. Bisa dengan melakukan latihan mudah layaknya jalan, berenang atau aerobic untuk mengalahkan stres.

Tidur sepanjang minimal 6 sampai 8 jam setiap hari dapat meremajakan tubuh kita serta membuatnya siap untuk hari selanjutnya. Bila tidak mendapatkan cukup tidur, tubuh kita tidak mempunyai daya yang cukup untuk berkonsentrasi dengan baik dan akan mengarah ke stres.

4.Mengembangkan pemikiran positif terhadap diri sendiri

Untuk mengembangkan pemikiran positif terhadap diri sendiri, mulailah dengan berhenti menepatkan diri di posisi bawah. Kemudian, belajar berkata “tidak” tanpa rasa bersalah. Selanjutnya belajar untuk lebih percaya pada diri sendiri. Anda akan bersikap lebih positif, dengan kata lain belajarlah untuk menyukai diri sendiri seperti apa adanya.

5.Selalu lihat sisi positif

Seperti kata Einstein : semua itu relatif. Hal yang menurut kita jelek bukan berarti orang lain akan menganggapnya jelek. Intinya adalah apapun pasti ada sisi baik dan sisi buruk. Saat kita melihat sisi buruk maka itu adalah stres. Saat kamu melihat sisi baik itu adalah motivasi hidup. Langkah berikutnya adalah menyusun strategi yang dipenuhi oleh motivasi serta dengan doa pengharapan kepadaNya.

Disadur dari beberapa sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline