Pemilu Presiden yang tahun 2014 ini memang begitu menyita perhatian Publik, tidak hanya public dalam negeeri bahkan sampai pubnlik International. Hal ini terlihat dari maraknya kreasi-kreasi anak bangsa untuk mendukung para calaon pilihannya, Bahkan antusiame masyarakatpun terlihat begitu sangat tinggi, Di beberapa Negara misalnya keikut sertaan masyarakat yang berada di Negara lain terlihat begitu meningkat. Akan tetapi sayang, Hal ini seolah tidak di barengi oleh Kesiapan penyelenggara pemilu dalam Hal ini KPU.
Belajar dari pengalaman-pengalaman sebelumnya seharusnya Kpu harus ber benah diri dan mengantisipasi apa yang akan terjadi, Sebagai contoh Misalnya ketidak siapan KPU Pelaksanaan Pilpres di Konsulat Jenderal Los Angeles, California, Amerika Serikat, sempat mengalami kericuhan. Kericuhan terjadi antara WNI pendatang dari luar kota dan luar negeri yang hendak menyalurkan suaranya namun terkendala surat suara yang jumlahnya terbatas. Sementara Kejadian yang lebih parah lagi terjadi di Hongkong, ketidak siapan Kpu terlihat begitu jelas disini, hal ini terbukti dengan di gugat/di demonya Panitia pelaksana pemilu lantara para Pemilih tidak dapat menyalurkah hak pilihnya dengan berbagai alasan, sehingga mengakibatkan para pemilih mengamuk dan menjebol pintu di area pemungutan suara, Ironis memeng, Disisi lain Pemerintah dan KPU terus mengkampanyekan agar warga tidak Golput akan tetapi di sisi lain KPU sendiri seakan belum siap untuk melaksanakan hal tersebut.
Kejadian yang terjadi di hongkong sampai sekarang belum ada pihak –pihak yang mengklarifikasi hal tersebut, Bahkan seakan pemerintah dan Kpu tutup mata. Bahkan Konsuler Jenderal (Konjen) untuk Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong, Chalief Akbar malah seakan membohongi public dengan pernyataanya, Bahwa pelaksanaan Pemilu di hongkong Kondusif, Chalief juga menjelaskan bahwa PPLN sudah melakukan antisipasi membludaknya pemilih. Ada tiga jalur. Antreannya panjang karena jumlahnya besar mencapai 25.137 WNI. Waktu kita tutup sudah tidak ada antrean," ungkapnya.
Sungguh di sesalkan Pernyataan tersebut, Chalief Akbar seakan membohongi public karena apa yang di omongkanya tidak sesuai dengan fakta yang di lapangan, Kita bisa lihat beberapa fakta yang ada, bahwa ada kegaduhan dan ketidak kondusipan dalam Pelaksanaan Pemungutan suara di hongkong, hal ini dapat terlihat dari beberapa video yang beredar di internet seperti di bawah ini:
VIDEO DETIK-DETIK PAGAR AREA TPS DI ROBOHKAN PARA PEMILIH
ADU MULUT PANITIA PEMUNGUTAN SUARA DAN PARA PEMILIH DI HONGKONG
DETIK KEKISRUHAN PARA PEMILIH DAN PANITIA
DETIK-DETIK MASA DI DALAM AREA TPS
Seharusnya Chalief Akbar tidak menutup-nutupi fakta apa yang ada di lapangan. Kita hanya berharap Untuk Pelaksanaan 9 juli mendatang Kpu siap untuk segalanya,,,,,dan apa yang telah terjadi menjadi pelajaran yang berharga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H