Maya meraba-rabauntuk menemukan alat perekamnya, dan saat lampu menyala kembali, bayangan itulenyap tanpa jejak. Suasana di sekitarnya kembali ke keadaan yang mencekam,tetapi kali ini lebih intens. Maya merasa bahwa sesuatu yang tidak dapatdijelaskan mengawasinya, dan keberanian yang semula menguatirkan mulai pudar.
Dalam kegelapan yangmenyelimuti ruangan, Maya mendengar bisikan-bisikan yang menggema disekelilingnya. Suara-suara itu seperti jeritan dan rintihan, menciptakansuasana yang penuh dengan ketidakpastian. Tanpa disadari, ia merasa bahwasesuatu mengikuti setiap gerakannya, dan setiap sudut ruangan memiliki matayang memperhatikannya.
Maya berusaha untuktidak menunjukkan ketakutannya. Ia terus berjalan melintasi koridor-koridoryang sepi, dengan langkah-langkah yang semakin lambat. Di setiap tikungan, iamerasa bahwa ada sesuatu yang bersembunyi di balik bayangan. Suasana yangmencekam membuatnya terhuyung-huyung, namun tekadnya untuk mengungkap kebenaranmasih membara di dalam hatinya.
Tiba-tiba, langkahkaki yang terdengar di belakangnya membuatnya berhenti. Tanpa berbalik, iamerasakan keberadaan yang tidak terlihat semakin mendekat. Suara nafas yangdingin menggema di telinganya, menciptakan kengerian yang sulit diungkapkan.Dengan hati yang berdegup kencang, Maya akhirnya berbalik untuk melihat apayang mengikutinya.
Di hadapannya,bayangan besar yang tak berbentuk kembali muncul. Kali ini, itu membentuk wujudyang menyerupai sosok manusia, tetapi dengan wajah yang dipenuhi olehkegelapan. Mata hitam yang dalam menatap Maya, seolah-olah membaca setiappikiran dan ketakutannya. Suara-suara aneh mengelilinginya, menciptakan melodimisterius yang mengguncang jiwa.
Maya merasa terpakudi tempatnya, tidak dapat bergerak. Bayangan itu semakin mendekat, danketakutan yang menguasainya membuatnya kehilangan kemampuan untuk bersuara.Dengan gerakan yang lambat dan tidak manusiawi, bayangan itu mengulurkan tanganke arahnya, seolah-olah ingin mencengkeram jiwanya.
Saat tangan bayanganitu hampir menyentuh Maya, suara-suara aneh mencapai puncaknya. Ruanganseakan-akan bergetar, dan cahaya redup mewarnai sekeliling. Namun, sebelumbayangan itu dapat menyentuhnya, keheningan yang mendalam menyebar disekeliling mereka.
Tiba-tiba, suasanaberubah menjadi sangat dingin. Bayangan itu terhenti di tempatnya, seolah-olahdipaksa mundur oleh kekuatan yang tak terlihat. Dalam kegelapan, muncullahwajah-wajah pekerja pabrik yang sudah meninggal, dan suara-suara mereka mengisiudara. Mereka tampak marah dan gelisah, seolah-olah berusaha melindungi Mayadari ancaman bayangan yang gelap.
Maya menyadari bahwaroh-roh pekerja ini bukanlah ancaman, tetapi penjaga yang terperangkap diantara dimensi-dimensi waktu. Mereka datang bersama kegelapan yang melingkupipabrik ini, mencoba untuk menyelamatkan orang-orang yang hidup di dunia merekayang terpinggirkan. Dalam sekejap, bayangan itu lenyap, dan suasana kembalitenang.
Dalam momenketenangan itu, roh-roh pekerja memberikan isyarat terima kasih kepada Maya.Mereka tampak meredakan kegelisahan mereka, dan seolah-olah anggota pabrik inimenemukan kedamaian yang mereka cari selama bertahun-tahun. Maya merasa sebagaiperantara antara dua dunia, dan ia tahu bahwa tugasnya belum selesai.
Maya memutuskan untukmenelusuri lebih jauh tentang kejadian-kejadian misterius di bekas PabrikTekstil tersebut. Dengan bimbingan roh-roh pekerja, ia menemukan bahwa adacerita tragis di balik kejadian-kejadian itu. Seorang pemilik pabrik yang tamaktelah mengeksploitasi pekerja-pekerja ini, dan roh-roh mereka terus berkeliarandi pabrik sebagai bentuk protes dan kegelisahan.
Maya merasa tanggungjawab untuk membantu roh-roh tersebut menemukan kedamaian yang sejati. Denganupaya keras dan keberanian yang tulus, ia bekerja sama dengan roh-roh tersebutuntuk mengungkap kebenaran dan membawa keadilan bagi mereka yang teraniaya. Padaakhirnya, bekas Pabrik Tekstil tersebut bukan hanya menjadi tempat mencekam,tetapi juga tempat pembebasan bagi roh-roh yang terjebak.
Ketika Mayameninggalkan pabrik itu, ia tahu bahwa ia telah mengubah takdir tempattersebut. Meskipun masih menyimpan bayangan masa lalu, bekas Pabrik Tekstil tersebutkini menjadi saksi pembebasan dan keadilan. Dan dalam keheningan malam, suaramesin-mesin yang sudah lama mati tidak terdengar lagi. Hanya riuh suara anginyang menyisakan kenangan akan kengerian dan keberanian yang terjadi di antaradinding-dinding pabrik yang pernah ramai itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H