Salah satu instrumen kostum wisuda bernama Toga, atau topi sarjana dengan sebutan lainnya, meski berada diatas kepala, Toga bukanlah sesuatu nomenklatur yang merepresentasikan suatu hal yang lebih tinggi dari kepala. Toga dapat dapakai secara sah dan meyakinkan ketika pencapaian atas gelar sarjana yang setara dengan isi kepala(disiplin ilmu) si pencapainya. Dalam banyak selebrasi tehadap "Achievement" itu, Toga bebas dilepas kapan saja, bebas dijinjing, diayun-ayunkan bahkan dilempar-lempar keatas dan dijepret-jepret oleh mata lensa. terlepas dari penjelasan sederhana tentang benda ini, maka Toga dapat memberi istilah redusir terhadap isi kepala. Toga bisa dijelaskan sebagai objek signifikasi terhadap kepala.
Bagaimana Toga dianggap meredusir isi kepala?, penyederhanaan ini yang tidak bisa secara lansung ditukilkan lewat anggapan liar begitu saja. Hal ini mungkin bisa terjawab dengan dimana posisi dan waktu yang pas Toga tersebut seharusnya berada. Sebagaimana sebuah struktur, Toga memiliki struktur sendiri pada kostum itu, seperti setiap pencapai Toga yang terstrukturisasi oleh isi kepalanya sendiri.
Ini adalah pergulatan subjektifitas pada bahasa yang tak sepenuhnya bisa terekspresikan, ada jarak antara isi kepala dengan Toga yang tidak bisa tergambarkan. Toga hanyalah penanda dalam meredusir isi kepala. Kehadiran isi kepala dan Toga adalah konsep bahasa yang bisa saja datang bersamaan. Namun secara terpisah kehadiran dasar isi kepala dapat mendahului kehadiran Toga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H