Lihat ke Halaman Asli

eksistensi pendidikan berbasis kearifan lokal di tengah arus modernisasi sektor pendidikan

Diperbarui: 19 Desember 2024   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau yang membentang dari sabang sampai Merauke. Tidak dipungkiri lagi bahwa terdapat banyak perbedaan yang menjadi satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sudah diketahui oleh khalayak ramai bahwa Indonesia merupakan negara dengan banyak keberagaman. Indonesia memiliki banyak keberagaman dan budaya mulai dari bahasa, tarian, tradisi, dan lain sebagainya.

Di masa globalisasi yang semua serba digital dan modern ini, tidak dapat dihindari bahwa kebudayaan Indonesia saat ini telah tergeser oleh banyaknya kebudayaan asing yang masuk dengan mudahnya. Sehingga banyak orang saat ini terutama generasi z yang menganggap budaya asing lebih menarik daripada kebudayaan lokal itu sendiri.

Sedangkan pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memberi wawasan, mengasah keterampilan, pembentukan karakter serta mengembangkan kemampuan diri seseorang. Pendidikan juga dapat dimaknai sebagai usaha dalam mendewasakan seseorang agar mampu berpikir kritis dalam membuat berbagai Keputusan dalam hidupnya. Saat ini warga Indonesia diwajibkan untuk menempuh pendidikan minimal 12 tahun atau hingga jenjang SMA. Pendidikan yang semakin tinggi akan meningkatkan produktivitas dan kualitas berpikir serta pemecahan masalah suatu individu.

Sehingga hal ini menjadi suatu wadah yang tepat untuk memperkenalkan kebudayaan lokal di dalam ruang lingkup pendidikan, melihat banyaknya budaya asing yang kini mampu menggeser eksistensi dari kebudayaan lokal. Peran orang tua juga sangat penting dalam memperkenalkan budaya pada masa emas anak atau masa golden age di awal kehidupannya pada usi 0 – 5 tahun. Orang tua dapat memperkenalkan dan mengajarkan anak sedini mungkin sebelum memasuki usia sekolah untuk mengenal budaya – budaya Indonesia secara sederhana.

Maka dari itu,pendidikan berbasis kearifan lokal sangan diperlukan dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Dengan ditanamkannya pendidikan berbasis kearifan lokal dalam proses pendidikan, dapat membuat masyarakat lebih menghargai dan bangga dengan kebudayaan lokal yang dimilikinya. Sehingga kebudayaan Indonesia tidak akan tergeser eksistensinya dengan kebudayaan asing yang bebas masuk di masa globalisasi dan moderniasi yang selalu cepat ini. Pendidikan berbasis kearifan lokal juga dapat meningkatkan karakter generasi penerus bangsa yang cinta akan tanah air, peduli akan sesame, serta menjaga jati diri bangsa Indonesia.

Salah satu upaya dalam mewujudkan pendidikan berbasis kearifan lokal di Indonesia yang paling sederhana dan sudah terlaksana adalah dengan mewajibkan peserta didik untuk memakai batik sekali dalam setiap minggunya dan penggunaan baju adat dalam perayaan hari – hari penting. Munculnya berbagai ekstrakulikuler berbasis kearifan lokal seperti tari dan karawitan juga merupakan upaya dalam mewujudkan pendidikan berbasis kearifan lokal.

Tidak dapat dipungkiri juga bahwa teknologi saat ini dapat mempengaruhi upaya dalam mewujudkan pendidikan berbasis kearifan lokal. Masuknya berbagai budaya asing melalui teknologi saat ini yang serba transparan tidak dapat dihindari. Budaya asing pun dapat bebas masuk melalui berbagai media yang populer saat ini seperti tiktok dan Instagram. Tidak sedikit juga masyarakat yang lebih tertarik dengan kebudayaan asing yang masuk dan menganggap kebudayaan asing tersebut lebih menarik daripada kebudayaan Indonesia sendiri.

Maka dari itu peran pendidik dalam mewujudkan pendidikan berbasis kearifan lokal harus semakin ditingkatkan. Serta mempertahankan usaha – usaha yang telah dilakukan sebelumnya agar budaya lokal tetap terjaga dan tidak terpengaruh oleh budaya asing yang masuk. Dalam pendidikan berbasis kearifan lokal juga harus dilakukan usaha agar masyarakat tetap tertarik pada budaya lokal seperti memadukan budaya lokal dengan trend yang sedang terjadi saat ini. Agar kebudayaan tetap dapat berjalan seiring perkembangan jaman dan modernisasi. Sehingga budaya lokal yang ada di Indonesia tetap terjaga esksitensinya dan tidak dianggap “kuno” oleh generasi penerus bangsa selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline