Film Aladdin merupakan salah satu film animasi dari Disney yang sangat ikonik. Film yang bergenre petualangan dan komedi ini pertama dirilis pada tahun 1992. Dengan durasi 90 menit, laman tribunnewswiki.com menulis bahwa film ini berhasil menghabiskan biaya sebesar $28.000.000 untuk biaya produksi dan dengan keuntungan sebesar $504.050.219.
Pada tahun 2019, film Aladdin ini di remake menjadi live-action. Remake kali ini disutradarai oleh Guy Ritchie dan para pemerannya yaitu Naomi Scott sebagai Jasmine, Mena Massoud sebagai Aladdin, dan Will Smith sebagai Genie (tempo.co).
Namun dalam film Aladdin kali ini, tempo.co menyatakan bahwa ada beberapa perubahan dari kisah aladdin yang ada di animasi aslinya, misalnya seperti peran jin yang lebih menarik, pertemuan aladdin dan jasmine serta adanya cerita tentang jasmine dengan lagu dan pelayan baru. Dilansir dari laman cnbcindonesia.com, film Aladdin 2019 pendapatannya mencapai US$ 7 juta dalam penayangan perdana di Amerika Serikat.
Nilai Nasionalisme dari Karakter Jasmine
Film ini jika kita lihat secara garis besar merupakan film yang bercerita tentang kisah perjalanan cinta Aladdin dan Jasmine serta sihir oleh jin. Namun ternyata, film ini ternyata terselip nilai nasionalisme. Apakah benar film aladdin menunjukkan nilai nasionalisme ? di bagian mana ?
Sebelumnya kita perlu tahu nasionalisme yang seperti apa yang ditunjukkan dalam film ini. Menurut Boyd Shafer, nasionalisme itu memiliki makna yang beragam yang dilihat dengan menyesuaikan pada kondisi objektif dan subjektif dari setiap bangsa (Adisusilo, 2009) . Dalam film ini makna nasionalisme yang digunakan yaitu pengertian nasionalisme yang merupakan suatu keinginan akan kemerdekaan politik, keselamatan dan prestise bangsa. (Adisusilo, 2009).
Mari kita bedah bagian mana saja yang memperlihatkan nilai nasionalisme.
1. Scene ini bercerita saat putri Jasmine diminta untuk segera menikah agar bisa mempertahankan kerajaan mereka. Namun disini Jasmine khawatir tentang pangeran asing yang dinilainya tidak peduli dengan rakyat.
Lalu dia berkata bahwa dia bisa membantu sang ayah memimpin kerajaan karena dia sudah mempersiapkannya sejak lama dengan membaca buku. Namun sang ayah berkata dia tidak bisa menjadi sultan karena hal tersebut tidak pernah terjadi. Dari sini terlihat bahwa Jasmine tidak percaya jika kerajaannya dipimpin orang lain. Adanya keinginan dari Jasmine untuk memimpin rakyatnya sudah menunjukkan nilai nasionalisme.
2. Scene ini menceritakan bagaimana Jasmine mengingat perkataan ibunya yang menyinggung tentang kebahagiaan rakyat adalah kebahagiaan kita juga. Di sini terlihat bagaimana Jasmine sangat menyayangi rakyatnya dan ingin rakyatnya bebas dari sistem kerajaan yang sekarang serta kejahatan yang direncanakan oleh Jafar. Jasmine sangat ingin rakyatnya bahagia dan sejahtera. Sikap nasionalisme hadir dalam scene ini.