Lihat ke Halaman Asli

briston_naibaho

hanya ingin berbagi pengetahuan

Pelatihan Kelompok Tani Jagung di Kabupaten Simalungun Guna Menjawab Kebutuhan Masyarakat

Diperbarui: 15 April 2019   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Salatiga, Pelatihan atau Magang (Inggris:Training) adalah proses melatih; kegiatan atau pekerjaan (KBBI edisi 2, Balai Pustaka, 1989). Pelatihan mempersiapkan peserta latihan untuk mengambil jalur tindakan tertentu yang dilukiskan oleh teknologi dan organisasi tempat bekerja, dan membantu peserta memperbaiki prestasi dalam kegiatannya terutama mengenai pengertian dan keterampilan. (Rolf P. Lynton dan Udai Pareek---Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja, Pustaka Binaman Jakarta 1998).Kelompok tani adalah beberapa orang petani atau peternak yang menghimpun diri dalam suatu kelompok karena memiliki keserasian dalam tujuan, motif, dan minat.Pemberdayaan kelompok tani merupakan sebuah model pemberdayaan yang arah pembangunan berpihak pada rakyat.Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika.

Budidaya komuditas jagung di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara saat ini mulai berkembang pesat. Tingginya permintaan benih jagung berkualitas, merupakan salah satu tanda bukti akan bangkitnya minat menanam komuditas jagung di Sumatera Utara. Budidaya jagung di Tanah Simalungun  terkendala pada wilayah yang sebagian besar terletak di dataran tinggi, dan kurangnya kesuburan tanah sehingga tidak semua varietas dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.

"Permasalahan utama yang dirasakan petani adalah harga benih jagung yang mahal tapi kualitasnya tidak sesuai. Tak hanya  itu, budidaya jagung di dataran tinggi rentan terhadap serangan penyakit tongkol busuk dan hawar daun yang berpotensi menyebabkan jagung  gagal panen," kata S. Purba, Kabid Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Simalungun. Serangan kedua penyakit tersebut menyebabkan budidaya jagung gagal panen karena merusak daun dan tongkol sehingga tanaman tidak bisa berproduksi secara sempurna.

Oleh karena itu, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Simalungun memulai kerjasama dengan Balitsereal, Balitbangtan untuk membantu menyediakan benih jagung berkualitas unggul dan sesuai dengan kondisi agroekosistem di Kabupaten Simalungun itu sendiri.
Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun Munarta Girsang menurut beliau pelatihan teknologi produksi benih jagung hibrida di Balitsereal yang berlangsung pada tanggal 22-25 November 2018 bertujuan untuk meningkatkan kompetensi petugas dinas dan kelompok tani Kabupaten Simalungun dalam menangkarkan benih jagung. "Pelatihan berlangsung selama tiga hari dan diikuti oleh 22 orang peserta/pengajar akan lebih banyak pada pembelajaran teknik perbenihan jagung hibrida serta pengelolaan penyakit di dataran tinggi seperti hawer daun dan busuk tongkol" kata Munarta Girsang.Mengatasi  pasca panen benih supaya lebih baik, salah satunya dengan mengolah tongkol menjadi benih sehingga menjadi produk yang bernilai tinggi dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Karo karna kualitas yang unggul.Pimpinan Balitsereal Muhammad Azrai saat itu memberikan sambutan mengemukakan bahwa hasil penelitian  jagung di wilayah dataran tinggi merupakan salah satu prioritas dalam pemuliaan tanamn jagung di Balitsereal. Kabupaten Simalungun merupakan salah satu lokasi uji multi lokasi sebelum varietas dimulai.

Salah satu varietas yang berhasil dalam ujicoba di Simalungun adalah Nasa 29 yang mempunyai ketahanan terhadap penyakit hawar daun dan busuk tongkol pada ketinggian sampai 1.400 m dpl. Nasa 29 juga menampakkan sifat bertongkol dua (prolific) apabila ditanam pada daerah dataran tinggi. Karenanya, Nasa 29 merupakan pilihan tepat dan dapat dikerjasamakan produksi benihnya dengan Pemda Kab Simalungun .
Pada kesempatan yang sama, dilaksanakan penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama untuk mendukung program perngembangan benih jagung hibrida di Kabupaten Simalugun bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Simalugun dan pelaksana UPTD Perbenihan Jagung Kabupaten Simalugun.

Pada tahap pertama, perbanyakan benih akan dialokasikan untuk mendukung program mandiri benih di Kabupaten Simalugun sebagai upaya menyediakan benih berkualitas dan tersedia di lokasi petani. Immanuel saragih, ketua Kelompok Tani menyatakan kegembiraannya dengan adanya pelatihan tersebut. Ia berharap kerjasama ini dapat mengatasi permasalahan kelangkaan benih di Simalugun.

Di penghujung  acara, Balitsereal menyerahkan benih jagung hibrida Nasa 29 secara simbolis kepada Sekretaris Dinas Pertanian Kab Simalugun. Pemda Kab Karo berharap kerjasama antara Balitbangtan dengan Pemda Kab Simalugun dapat terus berlanjut guna menjadikan Simalugun sebagai lumbung jagung di Sumut.

Oleh karena itu menurut saya pelithan seperti itu perlu ditingkatkan guna menjawab kebutuhan masyarak di daerah yang berpotensi untuk mengembangakan komuditas yang cocok didaerah tersebut, karna kurangnya pengetahuan tentang pertanian di daerah pedesaan, pemerintah juga harus mendukung hal hal seperti ini supaya mendukung pertanian Indonesia supaya lebih maju dan berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline