Lihat ke Halaman Asli

Brilian Monica Kautsar

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Perempuan Juga Berhak Bersuara

Diperbarui: 6 Juli 2022   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudah menjadi sebuah tradisi bahwa kodrat seorang perempuan hanyalah sebatas mengurus kehidupan rumah tangga. Masih banyak masyarakat awam yang menilai pendidikan bagi seorang perempuan hanyalah sia-sia. Seolah-olah perempuan tidak diperbolehkan untuk mewujudkan cita-citanya. 

Hal ini biasa dikenal dengan "Paham Patriarki", yang mana laki-laki memegang kedudukan tertinggi dan memiliki hak istimewa di kalangan sosial. Sedangkan perempuan dianggap tidak pantas jika menjadi seorang pemimpin meskipun kemampuan perempuan itu terbukti lebih unggul dari laki-laki. 

Seiring berkembangnya era globalisasi, pemikiran kuno tersebut harusnya lambat laun mulai berkembang. Adanya kesetaraan gender seharusnya dapat menyamaratakan derajat laki-laki dan perempuan. 

Laki-laki dan perempuan berhak mendapatkan pendidikan yang sama rata. Akan tetapi, masih ada sebagian masyarakat yang pemikirannya belum berkembang membuat beberapa perempuan di Indonesia belum mendapatkan haknya. Pemikiran seperti inilah yang seharusnya tidak dinormalisasi di kalangan masyarakat. 

Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan Indonesia mengatakan bahwa pemberdayaan perempuan sangatlah penting untuk memperkuat perekonomian sebuah negara. 

Seperti yang disampaikan oleh lembaga konsultan internasional McKinsey, apabila sebuah negara tidak menciptakan kesetaraan gender maka 12 trilliun USD ekonomi akan hilang atau sekitar 16,5% dari total ekonomi global setara 8 kali ekonomi Indonesia. 

Selain berpengaruh dalam bidang ekonomi, kurangnya kesetaraan gender juga sangat berpengaruh dalam bidang pendidikan dan pola pikir seorang perempuan terhadap kehidupannya. Perempuan dengan pendidikan tinggi dapat memperluas pola pikir dirinya terhadap dunia luar. 

Hal ini sangat penting bagi perempuasn yang nantinya akan menjadi sorang ibu karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. 

Anak yang terdidik dengan baik akan menjadi generasi-generasi emas untuk kemajuan Indonesia. Selain itu, kurangnya kesadaraan masyarakat tentang pentingnya kesetaraan gender ini membuat kebanyakan perempuan masih dianggap rendah oleh laki-laki. Dapat dilihat dari beberapa rumah tangga yang masih memegang prinsip bahwa perempuan harus bisa segala bentuk pekerjaan rumah tangga. 

Selain itu, ada beberapa perempuan yang dituntut untuk membantu memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan cara bekerja. Sedangkan laki-laki hanya dituntut harus bekerja tanpa diwajibkan mengurus pekerjaan rumah. 

Seharusnya, sudah merupakan kewajiban di dalam rumah tangga untuk saling membantu satu sama lain. Pekerjaan rumah merupakan tanggung jawab dari seluruh anggota keluarga tanpa terkecuali. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline