Kepekaan sosial (social sensitivity) secara sederhana dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk bereaksi secara cepat dan tepat terhadap objek atau situasi sosial tertentu yang ada di sekitarnya. Terdapat beragam kepekaan sosial yang penting dilatihkan pada anak semenjak dini, yang pada intinya bertujuan untuk mengikis egosentrisme anak dan mengembangkan empatinya terhadap orang lain yang ada di sekitarnya. Menurut (Ayudia, 2017) anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan spiritual), sosial emosional, (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak
Lingkungan yang Mendukung Tumbuh dan Berkembangnya Anak
Bagaimana lingkungan yang mampu mendukung tumbuh dan berkembangnya anak? Lingkungan yang mampu mendukung tumbuh dan berkembangnya anak adalah ketika lingkungan sekitar peka akan kondisi anak. Lalu bagaimana jika lingkungannya kurang peka? Misalnya tidak tahu akan masalah yang dihadapi anak, sikap anak yang tidak bisa ditebak, apa yang diinginkan dan rasa keingintahuannya, dll. Semua anak akan dihadapkan dengan orang lain dan sekitarnya apalagi jika anak berinteraksi dengan orang tua dan memasuki lingkungan persekolahan. Keluarga akan menjadi cerminan dari sikap anak, karena pada dasarnya keluarga adalah orang terdekat dari anak. Ketika orang tua mampu peka akan kebutuhan anak disitulah bagaimana perkembangan anak bisa didongkrak, namun dipenuhi kebutuhan ini bukan untuk hal yang negatif. Peka disini adalah bagaimana cara menentukan sikap dan tindakan kepada anak. Orang tua harus memenuhi hak-hak yang dimiliki oleh anak dalam menjalani kehidupan. Bagaimana jika anak hanya dipandang sebelah mata berdasarkan apa yang dia lakukan bukan karena apa yang dia inginkan di lingkungan luar rumah seperti sekolah? Terkadang apa yang kita lihat bukan arti yang sesungguhnya, ketika anak seolah-olah terlihat nakal belum tentu itu sesuai dengan apa yang kita lihat maka dari situ kepekaan terhadap anak sangat penting untuk diterapkan bahkan respon orang tua dan guru bisa berbeda ketika menangani anak. Terkadang di lingkungan keluarga mampu memahami anak secara detail maupun rinci namun diluar itu anak kurang mendapatkan hal-hal positif. Maka seorang guru juga harus mampu memahami setiap sikap dan tindakan yang dilakukan oleh siswa.
Peran Lingkungan Dalam Memahami Sikap Anak
Pada usia sekolah dasar seorang anak akan mengalami banyak fase perubahan ekspresi dalam melihat maupun menerjemahkan sesuatu. Dalam hal ini akan membutuhkan peran dari orang tua dan guru dalam memahami hal tersebut. Pada dasarnya keluarga memiliki peranan utama dalam hal memahami anak, ketika orang tua mampu berinteraksi secara intens dengan anak maka orang tua mampu untuk cepat merespon dan mengartikan setiap pergerakan yang dilakukan anak. Kepekaan sosial dalam diri anak bisa dilihat ketika orang tua dan guru mampu memahami beberapa aspek berikut:
- Empathy; ketika orang tua dan guru mampu memahami perasaan anak maka akan lebih mudah untuk menyelesaikan suatu masalah atau menjadi tempat cerita untuk hal yang menurutnya susah untuk dipendam sendiri. Pada poin ini orang tua dan guru wajib memahami setiap hal yang membuat anak terlihat berbeda dari biasanya bahkan dari anak lainnya.
- Organizational Awareness; membaca perubahan emosional seorang anak juga dibutuhkan oleh orang tua dan guru. Seorang anak akan mudah merubah setiap emosionalnya ketika melihat bahkan mendengar sesuatu. Bahkan seorang anak akan tidak sadar akan keingintahuannya yang meningkat.
- Service Orientation; banyak anak yang terkadang membutuhkan suatu barang atau informasi yang belum mereka ketahui. Orang tua maupun guru harus menyadari hal ini, terkadang seorang anak malu bahkan takut untuk meminta atau menanyakan sesuatu. Ketika orang tua dan guru mampu peka secara tidak langsung anak akan menyampaikan apa yang telah membuatnya penasaran.
Setelah orang tua dan guru mampu memahami ketiga aspek tersebut perkembangan anak mudah untuk monitoring. Jika aspek tadi tidak terpenuhi bahkan salah satu dari orang tua atau guru pun anak akan selalu memendam rasa ingin tahunya bahkan mencoba untuk mencari tahu sendiri dengan hal apa saja mungkin berdampak positif maupun negatif.
Daftar Pustaka
Kuroyanagi, T. (2005). TOTTO-CHAN: Gadis Cilik di Jendela. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Hebatullah, Haniefa. Pengaruh Lingkungan Keluarga Bagi Anak Terhadap Perkembangan Anak. IIK Surya Mitra Husada Indonesia.
Baharun, Hasan. (2016). Pendidikan Anak Dalam Keluarga; Telaah Epistemologis. Pedagogik; Jurnal Pendidikan, Vol. 3, No. 2 Januari-Juni 2016.