Semarang (07/02/2021). Semakin dilarang semakin dilakukan. Begitulah kiranya kebiasaan masyarakat Indonesia yang sudah mengakar sejak dulu. Bahkan, meskipun jumlah orang yang positif COVID-19 telah menembus angka lebih dari 1,1 juta penduduk, masih banyak yang seolah tak peduli. Nongkrong sana sini. Buka masker sana sini. Seolah empati pun sudah mati.
Dari salah satu sosok influencer itu pun, yang seharusnya mampu memberi contoh teladan yang baik bagi banyak orang, justru pada akhirnya tidak mengikuti aturan protokol kesehatan dengan keluyuran tanpa menggunakan masker. Meski sudah divaksin sekalipun, semua orang tanpa terkecuali tetap harus memperhatikan protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan sabun.
"Kita lihat banyak orang yang enggak pakai masker padahal lagi pandemi, mereka cenderung bilang konspirasi dengan berbagai alasan salah satunya belum melihat kejadian pasien mati yang terjadi di depan mata mereka," kata Alexandra G. Adeline, seorang Psikolog Klinis dan Hipnoterapis (merdeka.com).
Hal ini sejalan dengan penjelasan dari Pak Boyadi, selaku Ketua RT 01 RW 07 Kelurahan Tembalang (lokasi program KKN berlangsung) mengenai angka COVID-19 yang kian meningkat di daerah sekitar tempat tinggalnya. "Sampai sekarang bahkan sudah ada satu orang yang meninggal di daerah sekitar sini, karena tidak mengikuti protokol kesehatan."
Mau sampai kapan?
Mau sampai kapan masyarakat Indonesia tak acuh seperti ini? COVID-19 bukanlah konspirasi. COVID-19 adalah wabah yang harus ditangani tanpa perlu adanya arogansi dan argumentasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H