Lihat ke Halaman Asli

Era Baru Diplomasi: Kebijakan Luar Negeri Indonesia di Era Presiden Prabowo

Diperbarui: 16 Desember 2024   13:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prabowo bersama Menlu Tiongkok (Sumber: fajar.co.id)

Indonesia memasuki era baru diplomasi yang lebih aktif dan berorientasi pada kepentingan nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Dalam pidatonya yang mengesahkan pelantikannya pada 20 Oktober 2024, Prabowo menegaskan komitmennya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mampu memainkan peran yang lebih besar di kancah internasional. Salah satu prinsip utama yang disampaikan adalah “seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak,” yang menggarisbawahi tekad Indonesia untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan banyak negara, tanpa terjebak dalam konfrontasi atau perselisihan yang merugikan. Prinsip ini mencerminkan pendekatan diplomatik yang lebih inklusif, bertujuan untuk menjadikan Indonesia sahabat bagi semua negara tanpa harus berpihak pada blok atau negara tertentu.

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo juga menegaskan pentingnya Indonesia sebagai negara yang berpegang pada prinsip antipenjajahan dan menghormati kedaulatan negara lain. "We want to be a good neighbour," ungkapnya, menunjukkan tekad Indonesia untuk mempererat hubungan dengan negara-negara tetangga dan berperan aktif dalam menciptakan stabilitas serta perdamaian di kawasan Asia Tenggara, khususnya, dan di dunia, secara umum. Kebijakan luar negeri ini tidak hanya mengutamakan diplomasi yang damai, tetapi juga akan memperhatikan kepentingan ekonomi dan politik Indonesia dalam skala global.

Salah satu langkah nyata dari kebijakan luar negeri Prabowo adalah serangkaian lawatan ke beberapa negara untuk memperkuat hubungan bilateral dan multilateral. Pada awal masa pemerintahannya, Prabowo telah mengunjungi sejumlah negara, termasuk Tiongkok, Jepang, dan beberapa negara di kawasan Timur Tengah, guna menumbuhkan komitmen investasi dan memperluas kerjasama ekonomi. Dalam lawatannya ke lima negara pada November 2024, Prabowo membawa komitmen investasi yang diperkirakan mencapai USD 18,5 miliar, sebagai bukti konkret keseriusan pemerintah Indonesia untuk memajukan perekonomian nasional melalui kerjasama internasional. Lawatan ini bukan hanya memperlihatkan keberanian diplomatik Prabowo, tetapi juga menjadi simbol dari keinginan Indonesia untuk berperan lebih aktif dalam pemulihan ekonomi pasca-pandemi yang melanda seluruh dunia.

Selain itu, dalam konteks geopolitik yang semakin memanas, Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo berkomitmen untuk menjaga posisi netral yang mengutamakan penyelesaian damai dan dialog. Prabowo menyatakan bahwa Indonesia tidak akan terjebak dalam perselisihan atau blok tertentu, melainkan akan berfokus pada diplomasi yang berorientasi pada solusi win-win bagi semua pihak. Hal ini tercermin dalam sikap Indonesia yang tetap menjaga hubungan baik dengan Amerika Serikat, China, dan negara-negara besar lainnya, tanpa mengabaikan kepentingan regionalnya di ASEAN dan dunia.

Dalam era yang penuh dengan ketegangan geopolitik dan ekonomi, seperti yang terjadi akibat perang Rusia-Ukraina, ketegangan di Laut China Selatan, dan dinamika perdagangan global, kebijakan luar negeri Indonesia di bawah Presiden Prabowo juga akan fokus pada upaya untuk meningkatkan peran Indonesia di forum internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), G20, dan ASEAN. Indonesia ingin memperkuat perannya sebagai negara yang dapat menjadi penengah dalam konflik-konflik internasional, serta berkontribusi dalam upaya perdamaian dan pembangunan yang berkelanjutan. Kebijakan luar negeri Prabowo juga mengutamakan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, serta pengembangan teknologi dan inovasi untuk memperkuat daya saing Indonesia di dunia global. Dalam hal ini, Indonesia akan mendorong kolaborasi dengan negara-negara maju untuk transfer teknologi dan pengembangan sumber daya manusia, dengan tujuan untuk mempercepat kemajuan ekonomi dan memperbaiki kualitas hidup rakyat Indonesia. Diplomasi yang berorientasi pada pembangunan ekonomi ini, diharapkan mampu mendatangkan investasi, membuka pasar baru, serta menciptakan peluang kerja bagi masyarakat Indonesia.

Di sisi lain, langkah-langkah diplomasi ekonomi yang dilakukan Prabowo akan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam perekonomian Asia. Indonesia akan berusaha memanfaatkan hubungan bilateral untuk membuka peluang investasi dan memperkuat sektor-sektor yang menjadi unggulan nasional, seperti energi terbarukan, industri manufaktur, serta teknologi informasi. Selain itu, Indonesia juga akan terus memperkuat hubungan dengan negara-negara di kawasan Pasifik dan Afrika untuk menjajaki peluang kerja sama dalam berbagai bidang.

Era baru diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo ini, diharapkan dapat membawa dampak positif yang signifikan bagi kesejahteraan rakyat Indonesia dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional. Dengan tekad untuk menjaga kedaulatan, mempererat hubungan dengan negara sahabat, dan berperan aktif dalam menciptakan perdamaian dunia, kebijakan luar negeri Indonesia kini memasuki babak baru yang lebih berani dan lebih proaktif. Semua langkah yang diambil, mulai dari lawatan internasional hingga kebijakan-kebijakan strategis yang lebih inklusif, diharapkan dapat menjadi landasan yang kokoh bagi masa depan Indonesia yang lebih baik di tengah dinamika global yang semakin kompleks.

Referensi :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline