Lihat ke Halaman Asli

Tentang Penghakiman

Diperbarui: 8 Mei 2016   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pikirkanlah perkataanmu sebelum kamu ucapkan kepada seseorang. Apalagi menghakimi keputusan orang yang bahkan kamu tidak tahu alasan kenapa mereka mengambil jalan itu. Bukan berarti salah bila jalan yang mereka lalui berbeda denganmu. Bisakah sisakan sedikit sela di otakmu untuk memikirkan bahwa tidak semua yang berbeda itu salah atau bila otakmu belum sampai tolong kosongkan saja pendapatmu tentang mereka. Itu akan membantu bahkan mereka akan berterima kasih karena itu salah satu bentuk pertolongan moral untuk mereka.

Pernahkah kamu berpikir bahwa mereka juga tidak pernah merencanakan untuk menemui jalan itu. Kalau mereka bisa memilih sebelum mereka lahir atau sebelum mereka memutuskan jalan itu tentunya mereka akan memilih jalan yang sama seperti halnya jalan orang-orang sepertimu. Namun nyatanya keadaan membuat mereka memutuskan hal ini dan asal kamu tahu mereka menjalani dengan penuh kesabaran dan kekuatan untuk menerobos guncangan-guncangan dan kamu ikut andil dalam guncangan ini. Ingatlah, mereka tidak ada niat buruk satu pun. Walaupaun akan menjadi nol besar bila mereka menjabarkan niat mereka di depanmu karena kamu pasti tidak mau tau.

Mereka adalah orang-orang yang penuh kesadaran memilih jalan ini. Kamu bilang mereka tidak punya hati ataupun pikiran, bila memang iya dengan mudah mereka akan memakimu atau menutup mulutmu dengan tamparan. Nyatanya, semarah-marahnya mereka, mereka tidak sampai hati menyentuh kehidupanmu.

Pilihan yang berbeda memang membuat banyak hal menjadi tidak di tempatnya. Ada yang di samping kanan atau samping kiri. Kamu meminta mereka berada di tempatmu, padahal mereka benar-benar tidak bisa berada di tempatmu. Lalu dengan mudah kamu bilang SALAH!! Kamu harus tahu, saat kamu bilang salah, mereka akan berpikir salah di sebelah mana? Mereka bukan pembunuh atau penipu namun kamu memperlakukan mereka layaknya seorang yang hina. Mereka pun tidak berani untuk menyalahkan jalanmu atau sekadar memintamu untuk di jalan mereka.

Mereka tidak akan menuntut apapun darimu bahkan rasa pengertianmu. Setelah ini, kamu bukan urusan mereka. Setiap hari mereka belajar ikhlas untuk menerima semua termasuk menerima omonganmu yang terkadang membuat kesal. Berbahagialah, dan semoga kamu tidak mengalami hal yang dirasakan mereka.

Di sini mereka sudah bahagia dengan jalan itu beserta konsekuensinya ....  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline