Lihat ke Halaman Asli

Joseph Smith

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anda mungkin pernah melihat dua orang pria yang mengendarai sepeda melintas di depan rumah Anda. Pria-pria tersebut mengenakan setelan kemeja putih dan celana hitam. Dasi pun menghiasi setelan mereka tersebut. Dengan senyum yang ramah, mereka akan menghampiri dan Anda mendapati bahwa mereka menawarkan Kabar Baik kepada Anda.

Mereka itu adalah orang-orang dari Gereja Yesus Kristus dan Orang-orang Suci di Zaman Akhir. Lazimnya, mereka disebut juga sebagai Mormon. Mormon merupakan salah satu aliran kekristenan yang dianggap sebagai bidah. Kebidahan mereka dapat dengan jelas kita kemukakan mengingat kaum Mormon ini tidak menerima Yesus sebagai Allah. Dalam hal ini, mereka cenderung menganut paham unitarianisme1.

LATAR BELAKANG JOSEPH SMITH JR.
Gereja Mormon memang tidak bisa dilepaskan dari pencetus sekaligus pendirinya, Joseph Smith. Sosok yang kharismatik ini menyebarkan ajaran yang diyakini sebagai ajaran yang paling benar daripada ajaran-ajaran Kristen lain yang berkembang pada masanya.

Joseph Smith Jr. dilahirkan pada 23 Desember 1805 di Sharon, Vermont. Ia merupakan anak ketiga dari sepuluh bersaudara keluarga dari pasangan Joseph Smith, Sr. dan Lucy Mack Smith. Ayahnya cenderung menganut deisme, sedangkan ibunya seorang Kristen primitif.

Sebelum berpindah ke New York, keluarga ini pernah berbagian dalam perang revolusi. Mereka pun pernah mengalami kemiskinan sehingga harus menyewa lahan di Vermont, lalu berpindah sebanyak tujuh kali dalam empat belas tahun pertama kehidupan Joseph Smith.

Pada awalnya, Joseph Smith memang tidak menunjukkan minat yang besar terhadap agama. Dalam kesaksian pribadi yang ditulis pada 1838, ia mengakui bahwa dirinya dibingungkan oleh berbagai ajaran dan praktik keagamaan, termasuk lewat berbagai kebaktian kebangunan rohani. Maka ia memutuskan untuk menyelidiki ajaran yang benar. Ia sangat yakin, tidak mungkin Allah menjadi sumber keruwetan yang ia lihat dalam berbagai bentuk ajaran dan kegiatan keagamaan tersebut.

SEJUMLAH PENGLIHATAN
Ketika masih berusia empat belas tahun, ia berkata kepada semua anggota keluarganya, ia mendapati bahwa gereja yang sejati tidak berada di dunia. Hal ini ia kemukakan setelah mendapatkan sebuah penglihatan. Dalam penglihatan tersebut2, ia mengaku didatangi oleh Allah Bapa dan Yesus Kristus, dengan salah seorang di antara mereka , "Inilah anak yang Kukasihi, dengarkanlah dia." Selain seruan agar Joseph Smith tidak mengikuti agama maupun ajaran apa pun -- karena semuanya merupakan ajaran yang keliru, melalui penglihatan itu, Joseph Smith dijanjikan akan mendapatkan Injil yang sepenuhnya, yang akan dinyatakan kemudian.

Saat masih berusia tujuh belas tahun, Joseph mendapat kunjungan dari Moroni3 sebanyak lima kali. Dalam penampakan ini, Joseph mendapatkan informasi keberadaan sejumlah lempengan emas yang mengandung tulisan yang amat berharga, yang tersembunyi di bukit kecil dekat Palmyra. Bukit itu sendiri kemudian dinamakan Cumorah Hill oleh Joseph. Ia dilarang memindahkan lempengan tersebut sampai saatnya tiba. Selain itu, Joseph Smith diberi "perlengkapan dan kemampuan khusus" untuk menerjemahkan tulisan pada lempengan itu. Tulisan pada lempengan inilah yang kelak menjadi Kitab Mormon4.

Adapun Kitab Mormon ini merupakan himpunan dari lima belas kitab yang terdiri dari 1 Nefi, 2 Nefi, Yakub, Enos, Yarom, Omni, Sabda Mormon, Mosia, Alma, Helaman, 3 Nefi, 4 Nefi, Mormon, Eter, dan Moroni. Kitab ini diyakini bersambung dengan Perjanjian Lama. Isinya berkenaan dengan sejarah penghuni pertama benua Amerika, setidaknya sekitar 600 SM hingga 421 M. Tidak heran bila Thomas O'Dea (dalam Aritonang 1996) menyimpulkan tema utama Kitab Mormon ialah tiba dan bermukimnya orang-orang Ibrani di benua Amerika sebelum era kekristenan. Tema-tema kunci lainnya menyangkut masalah baik dan jahat, pertobatan, Amerika sebagai Tanah Terjanji, serta wawasan milenial berkaitan dengan pembangunan Sion di Amerika.

MENDIRIKAN GEREJA DAN PENGHAMBATAN
Sebelum mendirikan gereja, tepatnya pada 15 Mei 1829 kala menerjemahkan lempengan emas tersebut, Joseph dan Oliver Cowdery menerima Imamat Harun dari Yohanes Pembaptis di Harmony, Pennsilvania. Mereka saling membaptis, sebagaimana diinstruksikan. Kemudian sekitar Mei atau Juni di tahun yang sama, mereka berdua kembali mendapat kunjungan. Kali ini oleh Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Dalam kunjungan ini, mereka menerima Imamat Melkisedek.Pada kedua imamat inilah bersandar kuasa jabatan dalam Gereja Mormon. Di dalamnya terdapat wewenang untuk berkhotbah, mengajar, membaptis, dan melayankan berbagai kegiatan dan upacara lain dalam kepercayaan dan praktik Gereja Mormon.

Sembari menerjemahkan lempengan, Joseph Smith masih menerima sejumlah wahyu. Dalam masa-masa sampai selesainya penerjemahan, ia pun gencar mengumpulkan pengikutnya. Sampai akhirnya, pada 6 April 1830 Joseph Smith mendirikan gereja tersebut, sesuai dengan salah satu wahyu yang ia terima. Gereja ini dibentuk dengan ditandatangani oleh enam pria, sesuai dengan syarat minimal yang ditetapkan undang-undang di New York.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline