Lihat ke Halaman Asli

Briantama Afiq Ashari

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Pengalaman Ziarah ke Makam Tan Malaka, Sang Bapak Republik yang Terpinggirkan

Diperbarui: 23 November 2021   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Kamis, 18 November 2021, saya masih termenung dan bimbang di kos. Kebetulan saat ini saya sudah seminggu lebih ngekos di Kota Kediri karena sedang magang. Saya termenung dan bingung tentang "kapan ya ke makam Tan Malaka". 

Tan Malaka adalah salah satu tokoh yang saya jadikan panutan. Bapak bangsa yang terlupakan serta terpinggirkan, bahkan nyawanya pun harus melayang karena ditembak oleh bangsa sendiri, sungguh ironis. 

Dedikasi perjuangan demi kemerdekaan bangsa melalui gagasan ide dan tulisan telah beliau tuangkan di beberapa bukunya, seperti Naar de Republik, Aksi Massa, Merdeka 100%, Gerpolek, hingga Madilog. 

Maaf bung Tan, saya sampai sekarang belum tamat membaca Madilog, beberapa kali masih mencoba memahami. Masih berkutat di Bab VII pasal 2 (Pandangan Madilog: Dari Titik Terkecil ke Alam Raya). Otak saya kadang konslet sendiri ketika membaca Madilog, hehehehe.

Tulisan-tulisan beliau yang jauh melampaui zamannya telah membuat saya tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang sosok bernama Tan Malaka, sudah sejak lama saya ingin pergi ke Kediri untuk sekadar berziarah. Namun, keinginan tersebut cuma berakhir wacana.

Oleh karena itu, ketika saya mendapatkan kesempatan untuk magang di Pemerintah Kota Kediri, saya langsung berniat untuk mengunjungi Kediri sekaligus berziarah ke makam Tan Malaka pula. Sudah jauh-jauh hari menyusun rencana ingin pergi berziarah, namun apa daya selalu kalah oleh keadaan. 

Berkali-kali saya kalah karena hujan, bangun kesiangan, atau jadwal yang tabrakan. Seringkali juga kalah oleh rasa "malas" karena letak makam yang lumayan jauh dari kos. Rencana untuk ziarah adalah di waktu pagi hari, sekitar jam 08.00/09.00, untuk meminimalisir situasi hujan atau ramainya kendaraan.

Namun, di hari Kamis lalu saya putuskan untuk tetap pergi, meskipun jam telah menunjukkan pukul 11.00 lebih. Apalagi mendung telah menutupi sebagian langit Kota Kediri, mengisyaratkan hujan akan turun membasahi bumi. 

Saya tetap nekat berangkat untuk ziarah ke makam pahlawan kemerdekaan ini. Sebelum berangkat, saya mengecek google maps untuk memperkirakan jarak dan waktu tempuh. Akhirnya, saya berangkat dari kos kurang lebih di pukul 11.06. Oiya, saya berangkat sendirian naik motor.

Tidak lupa saya mampir ke pasar Bandar (Kediri Kota) terlebih dahulu untuk membeli bunga seharga Rp. 5000/satu kresek sedang. Rute perjalanan lumayan ramai, karena ternyata anak sekolah juga baru pulang. 

Letak makam Tan Malaka berjarak 16 km dari kos saya, memang jaraknya relatif sedang (lumayan jauh kalau menurutku). Pada awalnya memang langit terlihat mendung, tetapi saat saya berada di perjalanan malah jadi panas menyengat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline