Lihat ke Halaman Asli

Masukan bagi Mobil Esemka (dan Industri Otomotif Indonesia)

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Isu mobil Esemka memang sudah hangat semenjak awal tahun ini. Banyak yang pro dan kontra terhadap mobil Esemka. Baru-baru ini saja mobil Esemka ikut tes emisi gas buang. Saya belum tahu apakah lulus Euro 2 atau tidak. Terlepas dari euforia mobil esemka, saya ingin memberi masukan terhadap mobil Esemka, dan juga industri otomotif.

1. Keamanan adalah hal yang penting. Selain uji emisi, mobil Esemka juga harus melewati uji tabrakan (crash test). Saya kurang tau apakah di Indonesia ada fasilitasnya atau tidak. Jika tidak di test, maka keamanan dari mobil Esemka harus dipertanyakan. Jangan sampai ternyata ketika dijual, ada tabrakan, malah merengut nyawa orang karena di Indonesia tidak ada standar keaman yang pasti (seperti euro NCAP star rating). Selain uji tabrakan, standar fitur di mobil juga menjadi perhatian saya. ABS dan Airbag, yang bisa menyelamatkan nyawa menghilang ketika tabrakan, tidak menjadi fitur standar di industri otomotif Indonesia. Banyak yang bilang gara-gara harganya mahal, namun konsekuensinya pun bisa fatal. Jika mobil Esemka akan dijual murah, maka saya beranggapan bahwa tak akan ada ABS + Airbag. Innova atau Avanza, yang sangat laris di Indonesia pun tidak semua ada ABS+Airbag, padahal kedua alat ini sangat vital. Mohon Gaikindo ataupun kementrian perhubungan mearuh perhatian pada hal ini, untuk menambah keamanan mobil yang akan dijual di Indonesia. Naikan saja harga mobilnya, karena menurut saya nyawa orang lebih penting.

2. Emisi gas buang. Mobil esemka masih hanya berstandar Euro 2, yang masih rendah kualitasnya. Berarti emisi gas buang Esemka belum begitu baik. Jika jadi jual dan laris, maka tentu saja akan menambah polusi di udara. Ini juga menjadi masukan bagi pemerintah. Naikan saja standar emisi gas buang kendaraan, salah satu cara paling mudah adalah ketika cek fisik kendaraan, lakukan dengan benar wahai pihak yg bertanggung jawab. Selama ini setahu saya, cek fisik hanya formalitas belaka yang bisa dilewati dengan pelicin. Tidak heran jika kita meilhat banyak mobil berasap tebal di jalanan dan yg kondisinya sudah reot dan tidak aman untuk digunakan.

3. Durability dari mobil esemka perlu ditest. Jangan hanya solo-jakarta-solo, itu bukan rute yang ekstrim. Silahkan dicoba dari sabang sampai merauke, lewati hujan badai, panas terik, dan sebagainya, agar ketahanan dari mobil Esemka bisa terjamin.

4. Infrastruktur. Jika mobil rakyat yang notabene bisa dibeli oleh masyarakat luas segera disahkan, maka saya pikir jalanan akan semakin macet. Sekarang saja jalanan di setiap ibu kota sudah mulai macet. Jogja saja dalam kurun 3 tahun bertambah macet. Nah, jika ditambah kuantitas mobil rakyat yg dijual, maka jalanan akan tambah macet. Lebih baik uang untuk investasi mobil Esemka, digunakan untuk menambah jumlah jalanan yang ada.

5. Copyright infringement. Saya kurang tahu pasti tentang hal satu ini, tetapi ketika saya lihat foto dari mobil Esemka, lampu depan yang digunakan terlalu mirip dengan Honda CR-V. Jika ternyata malah menggunakan desain yang sama, maka sangat mungkin mobil Esemka akan di tuntut oleh Honda. Hal seperti ini sering terjadi dengan mobil Cina yang benar-benar meng-copy mobil eropa, dan banyak perusahaan Eropa yang akhirnya menuntut perusahaan tersebut. Tentunya kita tidak ingin dicap sebagai negara fotokopi seperti Cina bukan?

Memang tulisan ini sepertinya bernada skeptis atau tidak tidak setuju terhadapa mobil Esemka. Saya memang bercondong pada arah tidak setuju tapi yang beralaskan point-point di atas. Perlukah Indonesia memiliki mobil rakyat? Menurut saya belum butuh. Sudah terlalu banyak jumlah kendaraan. Malah saya ingin pemerintah membatasi atau mempersulit penjualan mobil baru, agar jalanan tidak overloaded seperti sekarang ini. Ataupun jika ingin benar-benar mobil Esemka dijual, produksi lah dengan standar yang baik. Banyak mahasiswa Indonesia yang mengerti betul tentang standar otomotif yang baik, gunakan lah ilmu mereka. Jangan sampai yang namanya mobil rakyat, akhirnya murah, kualitasnya jelek, malah merusak lingkungan, dan sampai bisa merengut nyawa.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline