Lihat ke Halaman Asli

Konflik Geopolitik Amerika Serikat-China di Kawasan Asia Tenggara

Diperbarui: 5 Februari 2024   00:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar

Amerika Serikat dan China merupakan 2 (dua) negara adidaya yang saat ini tengah bersaing sengit dalam hegemoni global. Persaingan ini tidak hanya terjadi di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang politik dan militer.

Asia Tenggara merupakan kawasan strategis yang secara geografis berada di antara dua negara tersebut. Tentu hal ini menjadi salah satu tempat utama persaingan kedua negara adidaya.

Banyak faktor yang menyebabkan ketegangan antarnegara adidaya ini, termasuk tahun 2024 yang berkaitan dengan tahun politik. Sebut saja Pemilu di Taiwan dan Amerika Serikat termasuk juga Indonesia yang berlangsung pada tahun 2024 ini.

Kepentingan China dalam Pemilu kali ini sangat jelas terkait perebutan pengaruh politik di kawasan Asia Pasifik. China sangat berharap supaya Taiwan tetap berada di bawah kendali mereka baik secara formal maupun informal.

Ekspansi perdagangan
Konflik geopolitik antara Amerika Serikat dan China di Asia Tenggara dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, antara lain: klaim wilayah Laut China Selatan, ekspansi perdagangan China, dan militer China yang semakin menguat.

China mengklaim sebagian besar wilayah Laut China Selatan sebagai kedaulatan wilayah mereka. Teritorial itu termasuk wilayah yang juga diklaim oleh beberapa negara ASEAN, seperti Indonesia, Vietnam, dan Filipina.

Klaim ini telah menimbulkan ketegangan di kawasan tersebut dan menjadi salah satu faktor utama yang mendorong Amerika Serikat untuk meningkatkan kehadirannya di Asia Tenggara.

Selain penguasaan wilayah yang disebut mengandung potensi sumber daya alamnya, China telah menjadi investor dan mitra dagang utama bagi banyak negara di Asia Tenggara.

Ekspansi sektor ekonomi ini telah meningkatkan pengaruh China di kawasan tersebut. Hal tersebut menyebabkan kekhawatiran di Amerika Serikat bahwa China akan menggunakan pengaruh ekonominya untuk mengintimidasi negara-negara ASEAN.

Seiring pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik, China juga telah memproyeksikan investasi di bidang keamanan. Negeri tirai bambu itu meningkatkan kekuatan militernya secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline