Lihat ke Halaman Asli

Brian DaviIbrahim

Mahasiswa Hukum Tata Negara UIN Salatiga

Penerapan Islam Washatiyah pada Pilpres 2024

Diperbarui: 21 Mei 2024   00:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sekilas Islam Washatiya yang artinya Islam moderat, mengedepankan prinsip keseimbangan, toleransi, dan keadilan. Dalam konteks Pemilihan Presiden Indonesia (Pirpress) tahun 2024, penerapan prinsip-prinsip tersebut dapat berperan penting dalam mewujudkan pemilu yang inklusif dan adil. Artikel ini mengkaji bagaimana prinsip washatiyah Islam  dapat diterapkan pada pemilu presiden Indonesia 2024 untuk menjamin partisipasi yang adil, mengurangi konflik, dan mendorong keharmonisan sosial. 

Melalui analisis literatur dan studi kasus empiris, artikel ini menunjukkan bahwa penerapan Islam Washatiya dapat memperkuat proses demokrasi  Indonesia. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia menghadapi tantangan untuk memastikan  proses pemilu berjalan damai dan adil. Pemilu sering kali ditandai dengan polarisasi, kampanye kebencian, dan penipuan. Dalam konteks ini, prinsip washatiya Islam  dapat memberikan solusi untuk meningkatkan kualitas demokrasi melalui pendekatan yang moderat dan inklusif.

Islam Washatiyah: Pengertian dan Prinsip Utama Islam Washatiyah menekankan keseimbangan (wasath), toleransi (tasamuh), dan keadilan (i'tidal). Prinsip-prinsip ini sangat relevan dalam konteks politik dan pemilu: Tawazun (Keseimbangan): Menekankan pentingnya keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, untuk menghindari ekstremisme. Tasam (toleransi): Penting untuk meningkatkan rasa saling menghormati dan menghormati perbedaan pendapat dan keyakinan serta  mengurangi polarisasi. I'tidal (Keadilan): Mengutamakan keadilan dalam distribusi sumber daya dan perlakuan terhadap individu dan kelompok, penting untuk pemilu yang adil. 

Penerapan Islam Washatiya pada Pilpres Indonesia 2024 Kampanye yang Inklusif dan Adil: Prinsip keadilan mensyaratkan kampanye yang bebas dari diskriminasi dan penipuan. Kandidat presiden dan tim pemilu harus memastikan partisipasi yang adil dalam pemilu bagi seluruh warga negara, tanpa memandang latar belakang etnis atau agama. Mengurangi polarisasi politik: Dengan menerapkan Prinsip Tatham, kandidat dan pendukungnya berharap dapat menjalankan kampanye yang menghormati perbedaan dan menghindari retorika yang memecah belah. Dialog antar kelompok yang berbeda harus ditingkatkan untuk meminimalkan konflik.

Mendorong Partisipasi Politik Aktif: Washatiya Islam  mendorong partisipasi dalam proses politik di seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan politik dan kampanye kesadaran perlu diperkuat untuk memastikan bahwa masyarakat memahami pentingnya berpartisipasi dalam pemilu. Studi kasus: Implementasi di lapangan Peran kelompok agama: Kelompok seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah telah aktif  mempromosikan prinsip-prinsip Islam Washatiya. 

Keduanya dapat berperan lebih aktif dalam mendidik masyarakat tentang pentingnya pemilu yang damai dan adil. Inisiatif pemerintah dan lembaga pemilu: KPU dan Bawasl dapat mengambil program yang mengedepankan nilai-nilai Islam Washatiya, seperti: Pelatihan bagi penyelenggara pemilu dan kampanye publik untuk mempromosikan toleransi dan keadilan. Tantangan dan Peluang Meskipun banyak manfaat yang didapat dari penerapan Washatiya Islam, namun terdapat juga beberapa tantangan, antara lain: Radikalisasi dan politik identitas: Meningkatnya radikalisasi dan politik identitas dapat mempengaruhi penerapan prinsip-prinsip moderat. Kurangnya pendidikan kewarganegaraan: Masyarakat  kurang mendapat informasi mengenai pentingnya  demokrasi dan prinsip-prinsip moderasi. 

Untuk mengatasi tantangan ini diperlukan kerja sama antara pemerintah, komunitas agama, dan masyarakat sipil. Program pendidikan kewarganegaraan yang komprehensif dan kampanye publik yang mempromosikan nilai-nilai moderasi perlu ditingkatkan. Penerapan Islam Washatiya pada Pilpres Indonesia 2024 merupakan peluang besar untuk memperkuat proses demokrasi melalui pendekatan yang inklusif dan adil. Mengutamakan prinsip keseimbangan, toleransi dan keadilan akan menjadikan pemilu  lebih damai dan adil, yang pada gilirannya akan memperkuat stabilitas politik dan sosial

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline