Lihat ke Halaman Asli

Brevian Rival R. Angi

Guru SMAN 2 Cibal

Pemimpin yang Takut Akan Tuhan, Pemimpin yang Memimpin

Diperbarui: 17 Juni 2015   22:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PEMIMPIN YANG TAKUT AKAN TUHAN.

PEMIMPIN YANG MEMIMPIN

Pemimpin seperti apa yang kita harapkan untuk menjadi pemimpin kita, pemimpin kota Kupang? Tentunya masyarakat kota Kupang menginginkan sosok pemimpin yang bisa memimpin kota kasih ini. Pemimpin yang bisa memimpin dan membawa kota ini keluar dari masalah-masalah klasik kota ini sebut saja mutu pendidikan, angka kemiskinan, pengangguran dan korupsi. Pemimpin yang takut akan Tuhan adalah pemimpin yang dibutuhkan oleh dunia, negara-negara dan juga kota ini.

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang takut akan Tuhan, Karena hasil takut akan Tuhan adalah memiliki hikmat untuk memimpin. Menurut Pdt. Simon Kastoro, takut akan Tuhan adalah mempunyai rasa hormat, rasa segan, dan rasa gentar pada Tuhan. Takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat dan pengatahuan, takut akan Tuhan adalah menjahui kejahatan.

Bagaimana seseorangbisa dikatakan takut akan Tuhan? Ciri – ciri orang yang takut akan Tuhan adalah meiliki kejujuran (Integritas), menjauhi kejahatan, dan memiliki hati kasih.

Integritas

Seorang pemimpin yang takut akan Tuhan memiliki karakter integritas, yakni perkataan dan perbuatan berjalan beriringan bukan sebaliknya, contohnya ia katakan untuk memberantas korupsi namun ia sendiri terjerat kasus korupsi sebut saja mantan Putri Indonesia dan juga Politikus Partai Demokrat Angelina Sondakh, Gubernur Sumatera Utara Syamful Arifin, dan Wakil Walikota Cirebon Sunaryo. Pemimpin yang berintegritas dapat dipercaya dengan demikian memberi teladan yang baik yakni kepada mereka yang memiliki kedudukan lebih tinggi diatasnya maupun kepada mereka yang kedudukannya berada dibawanya. Pemimpin yang berintegritas adalah pemimpin yang dapat mengatakan “tidak” pada hal-hal yang menentang aturan, terimplisit bahwa ia mengatakan tidak pada korupsi, tidak pada nepotisme dan praktek-praktek ilegal lainnya. Pemimpin yang berintegritas adalah dambaan semua orang dan mereka akan senang dipimpin oleh pemimpin yang demikian. Pemimpin yang berintegritas tidak gampang tergoda dan jatuh dalam kasus-kasus penipuan dan penggelapan. Praktek- praktek yang tidak sesuai dengan hukum adalah kekejian baginya.

Motivasi

Seorang pemimpin harus memiliki motivasi yang benar, contohnya, ia harus memiliki motivasi untuk melayani dan bukannya dilayani, motivasi untuk mensejahterahkan bukan disejahterahklan, motivasi untuk memberantas korupsi bukan ingin memperkaya diri dengan cara-cara yang melawan hukum. Dana yang semestinya diperuntukan untuk kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat malah digunakan untuk keperluan pribadi dan kolega-koleganya, dipakai untuk membeli mobil mewah bahkan untuk membeli pesawat pribadi sedangkan masyarakat yang berada di pedalaman yang ingin berpergian ke kota saja harus berjalan puluhan kilometer, murid-murid sekolah harus berjuang berjalan belasan kilometer agar bisa tiba di sekolah dan mengikuti pelajaran. Mereka(masyarakat) yang seharusnya menikmati dana itu karena dana itu dianggarkan untuk mereka lewat suatu rapat yang panjang, melelahkan, menguras banyak energi, seharusnya dana itu tepat sasaran. Namun, dana itu dipakai untuk keperluan pribadi contohnya bepergian ke luar negeri oleh mereka yang memiliki jabatan dengan tujuan untuk liburan, untuk mengunjungi tempat-tampat seperti menara Eiffel di Paris Perancis, Opere House di Sydney Australia, Petronas di Kuala Lumpur Malaysia, Buckingham Palace di London Inggris dan masi ada banyak tempat lainnya jika disebutkan satu per satu dan tidak tanggung-tanggung mereka juga mengajak seluruh anggota keluarganya. Jika pemimpin yang memiliki motivasi yang baik maka hal itu tidak akan terjadi. Mungkin dana itu bisa dipakai sebagai beasiswa bagi mereka yang kurang mampu maupun mereka yang secara akademik berprestasi. Motivasi-motivasi seperti ini tidak boleh dimiliki oleh seorang pemimpin, jika seseorang yang ingin menjadi pemimpin dengan latar belakang motivasi seperti ini maka haruslah ia bertobat dan bersiap-siaplah negara, profinsi atau kota yang dipimpinnya pasti akan banyak mengalami kesusahan yang mengakibatkan angka kemiskinan dan pengangguran semakin meningkat, dan pada akhirnya masyarakat akan menderita.

Memiliki Hati Kasih

Pemimpin yang takut akan akan Tuhan adalah pemimpin yang memiliki hati kasih, kasih kepada masyarakat yang dipimpinnya. Pemimpin yang memilki hati kasih peka terhadap kebutuhan masyakat. Tidak hanya memikirkan kepentingan dan kebutuhan pribadi dan keluarganya saja akan tetapi ia akan bekerja lebih keras dari yang lain untuk mensejahterahkan masyakatnya. Tidak menutup telinga terhadap masalah-masalah yang terjadi, baik itu masalah-masalah klasik sekalipun. Pemimpin yang memiliki hati kasih tidak akan melakukan tindakan korupsi, sebab ia tahu bahwa jika ia melakukannya maka masyarakat akan menderita. Sebaliknya ia akan bekerja keras, berpikir kreatif, melakukan terobosan-terobosan baru untuk mensejahterakan masyarakat. Pemimpin yang memiliki hati kasih tidak menggunakan jabatannya untuk melakukan sesuatu yang tidak baik pada lawan politiknya.

Bagi kita yang memiliki hak untuk memilih pemimpin. Pililah pemimpin yang takut akan Tuhan yang memiliki integritas, motivasi yang benar dan memiliki hati kasih. Pemimpin yang baik akan bisa memimpin bukan hanya menonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline